Lingkar.co – Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Gaza, Senin (8/1/2024), jumlah warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza lebih dari 23 ribu orang.
Dalam sebuah pernyataan pers, kementerian itu mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir, tentara Israel telah menewaskan 249 warga Palestina dan melukai 510 orang lainnya.
Hal ini menjadikan jumlah kematian warga Palestina mencapai 23.084 orang dan 58.926 lainnya luka-luka sejak konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.
Melansir dari Antara, Pemerintah Israel dan para pemukim ilegalnya telah melancarkan sekitar 12.000 serangan sepanjang 2023.
“Pemerintah pendudukan dan pemukim-pemukimnya melancarkan 12.161 serangan, termasuk 5.308 serangan setelah 7 Oktober,” kata Ketua Komisi Perlawanan Kolonisasi Moayad Shaaban kepada awak media di Ramallah.
Menurut Shaaban, 22 warga Palestina tewas akibat ditembak pemukim Yahudi, termasuk 10 orang setelah 7 Oktober.
Shaaban mengungkapkan 25 komunitas Bedouin mengungsi di Tepi Barat dan gurun Yerusalem Timur sepanjang tahun ini yang 22 komunitas di antaranya mengungsi setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.
Komunitas Bedouin meliputi 266 keluarga yang secara keseluruhan berjumlah 1.517 orang.
Dia memaparkan pemerintah Israel juga menyita lahan seluas lebih dari 50 km per segi lahan karena alasan cadangan alam, perintah perampasan dan penyitaan.
Sementara itu, Raja Yordania Abdullah II mengatakan agresi Israel yang masih berlangsung di Gaza telah menciptakan generasi yatim piatu.
Ia mencatat bahwa jumlah korban anak-anak yang meninggal di Jalur Gaza melampaui jumlah anak-anak yang terbunuh di zona konflik di seluruh dunia pada 2023.
Dia juga menekankan bahwa memupuk rasa takut dan menyebarkan informasi salah, sehubungan dengan minimnya respons tepat dari masyarakat internasional, akan mengarah pada bentuk-bentuk ekstremisme yang keji.
Di juga mengatakan bahwa kekejaman tersebut selalu mengingatkan semua pihak tentang implikasi mengerikan akibat dehumanisasi terhadap orang lain.
Raja Yordania itu juga menekankan bahwa, tanpa perdamaian yang adil berdasarkan solusi dua negara, dunia akan terus menanggung dampak buruk atas kegagalan menyelesaikan konflik.
“Kita tidak akan pernah tahu perdamaian dan stabilitas yang sesungguhnya di Timur Tengah,” ujarnya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps