Site icon Lingkar.co

Berkat Pelatihan dari Disnakerperinkop UKM Kudus, UMKM Ecoprint Menggeliat

MENUNJUKKAN: Helma Susanti bersama peserta pelatihan menunjukkan hasil karya ecoprint kain seni ramah lingkungan yang telah berhasil dikerjakan para peserta.

MENUNJUKKAN: Helma Susanti bersama peserta pelatihan menunjukkan hasil karya ecoprint kain seni ramah lingkungan yang telah berhasil dikerjakan para peserta.

KUDUS, Lingkar.co – Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disnakerperinkopukm) Kabupaten Kudus telah mengadakan kegiatan pelatihan ecoprint bagi masyarakat di wilayah setempat.

Pelatihan ini rupanya membawa dampak positif bagi para pelaku UMKM ecoprint di Kota Kretek. Usaha kain seni ramah lingkungan ini dinilai semakin berkembang selama pandemi.

Pemilik Ecoprint Helma Godong Salam, Helma Susanti mengatakan, pelatihan ecoprint yang diberikan Disnakerperinkopukm Kudus sangat membantu untuk mengembangkan usahanya.

Pasalnya, pelatihan yang diberikan yakni dari pelatihan basic hingga lanjutan. Menurutnya, setelah mendapat pelatihan tersebut, dirinya bisa menjalankan usaha ecoprint dan mampu meraih pasar lokal hingga ke luar Jawa.

“Sebenarnya ecoprint sudah masuk ke Indonesia sekitar tahun 2016. Tapi booming di Kudus pada sekitar tahun 2020. Saya pikir dinas sudah tepat, ketika ecoprint booming langsung melakukan pelatihan. Terbukti, peluang baru ini memiliki pasar yang menjanjikan,” katanya.

Helma sendiri saat ini menjabat sebagai Korwil 6 Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) Jawa Tengah yang membawahi Kabupaten Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan (Jekuparemblogan). Ia telah memulai usaha ecoprint sejak tahun 2020.

“Selama pandemi saya tidak mengalami penurunan penjualan,” ucapnya.

Ia menyebutkan, rata-rata perbulan dia bisa menjual minimal 10 helai kain seni ramah lingkungan buatannya. Bahkan saat Ramadhan pesanan mukena meningkat hingga 26 pesanan. Belum termasuk pesanan kain, jilbab pasmina, totebag, masker, dompet, sepatu dan lainnya yang berbahan dari kain seni ramah lingkungan.

“Pemasaran kami masih mengandalkan marketplace dan sosial media facebook dan instagram. Pasar terjauh kami yakni sampai ke Jambi dan Manokwari. Pernah ditawari mengirim ke Turki, namun saat itu kami belum siap,” jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan pemilik Ecoprint Lancar Jaya Abadi, Rani Diah Susanti. Menurut dia, pasar ecoprint cukup bagus meski menyasar kalangan menengah ke atas. Ia juga mengakui, meski pandemi pasar masih melirik produk-produk ecoprint yang dapat membuat usahanya bisa berkembang.

Kemudian, Teresia Leony pemilik Ecoprint Tere Batik menyebutkan, selama pandemi penjualan produk ecoprintnya masih tetap berjalan. Bahkan, usahanya tidak sampai mengalami penurunan penjualan.

“Selama pandemi pesanan masih jalan terutama lokal. Dan ada beberapa pesanan dari Australia. Kami para pelaku ecoprint sangat beruntung. Mudah-mudahan kondisi kembali membaik sehingga harapannya pasar ecoprint bisa meningkat,” ucap Tere.

Tak hanya fokus pada pasar masing-masing. Ketiganya juga secara swadaya memberikan pelatihan ecoprint bagi masyarakat hingga puluhan kali. Setiap pelatihan yang diadakan sedikitnya diikuti minimal sepuluh orang.

“Saya melatih itu kepingin ada cluster ecoprint di Kudus. Sekaligus sebagai wujud terima kasih kami pada Disnakerperinkopukm Kudus yang telah melatih, mendampingi, dan terus support kemajuan usaha ecoprint kami,” ucap Helma.

Kepala Disnakerperinkopukm Kabupaten Kudus Dra. Rini Kartika Hadi Ahmawati, MM mengharapkan, setelah mengikuti pelatihan ecoprint yang diselenggarakan dinasnya pada tahun 2020 dan 2021 para pelaku ecoprint Kudus dapat bersaing dengan wilayah lain.

“Kami berharap mereka bisa menjadi lebih baik dalam berkreasi dan berinovasi dibidang ecoprint ini sesuai dengan perkembangan zaman,” pintanya.

Kepala Bidang Koperasi dan UKM Rofiq Fachri menambahkan, pelaku usaha ecoprint di Kudus saat ini belum begitu banyak. Kebanyakan yang bergelut di ecoprint ini mereka yang terlebih dulu menggeluti UMKM di bidang batik. Sehingga, peluang usaha ini masih besar.

“Dari dinas kita juga sudah memberikan pelatihan ecoprint dasar hingga lanjutan. Mulai dari desain, cara dan sistem pembuatan batik ecoprint dengan pemateri tingkat provinsi yang sudah berpengalaman dan sukses dibidang ecoprint. Selain batik, di Kudus juga ada ecoprint orpedo (orak-arik pedo) yang pemasarannya sudah mencapai luar Jawa,” paparnya.

Lingkar News Network

Exit mobile version