Site icon Lingkar.co

Cak Imin Sindir NU: Sudah Agak Lupa dengan Lingkungan

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (Istimewa)

Lingkar.co – Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, menyampaikan sindiran ringan namun menyentil kepada Nahdlatul Ulama (NU) terkait perhatian terhadap isu lingkungan hidup. Pernyataan ini disampaikan dalam acara International Conference on The Transformation of Pesantren yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (24/6/2025) malam.

Dalam kesempatan itu, Cak Imin bercerita tentang kunjungan salah satu kader PKB ke sebuah SMK industri di Bekasi yang dinilainya sangat peduli dengan lingkungan.

“Sekolah itu lebih NU dari NU karena sangat pro-lingkungan. Sementara NU, saya lihat sudah agak lupa dengan lingkungan,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan para peserta konferensi.

Sindiran tersebut disampaikan dengan nada santai dan penuh humor. Cak Imin menegaskan bahwa maksudnya bukan untuk menyinggung, melainkan sebagai pengingat agar NU dan pesantren semakin meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan yang kini menjadi tantangan global.

“Jangan terlalu serius ini, bahaya ini,” canda Cak Imin.

Selain itu, Cak Imin juga menyoroti pentingnya sinergi antara pesantren, pemerintah, dan dunia industri. Ia menegaskan bahwa PKB siap menjadi fasilitator untuk memperkuat konektivitas demi kemajuan bangsa.

“Pesantren harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman, termasuk dalam hal keterampilan dan lingkungan,” tambahnya.

Konferensi internasional ini mengangkat tema “Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian.” Acara dihadiri tokoh pesantren, pejabat pemerintah, dan akademisi yang membahas transformasi pesantren agar lebih mandiri dan inovatif.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ulil Abshar Abdalla, memberikan pandangan yang cukup berbeda terkait pengelolaan tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Dalam sebuah diskusi di KompasTV pada 12 Juni 2025, Gus Ulil menyatakan bahwa menjaga lingkungan memang sangat penting, namun pengelolaan tambang juga memiliki maslahat bagi negara.

“Saya punya sudut pandang yang berbeda mengenai soal pengelolaan tambang ini. Memang ada dilema dalam mengurus sumber daya alam, antara maslahat dan mafsadat,” ujar Ulil.

Ia menegaskan, “Menjaga lingkungan itu penting, tetapi mengelola tambang itu juga maslahat. Penambangan itu bermanfaat untuk negara ini. Yang tidak baik adalah bad mining, bukan penambangan itu sendiri.”

Gus Ulil juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mencabut empat dari lima izin usaha pertambangan (IUP) di Raja Ampat, sebagai respons cepat atas aduan masyarakat. Namun, ia menyerahkan keputusan terkait izin yang masih berjalan, yakni PT Gag Nikel di Pulau Gag, kepada pemerintah dengan mempertimbangkan aspek legal dan historis.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa eksploitasi sumber daya alam harus dilakukan dengan prosedur yang benar dan mengutamakan kemaslahatan publik serta keadilan lingkungan.

“Kita tidak ingin eksplorasi sumber daya alam hanya menguntungkan segelintir orang dan merugikan masyarakat serta lingkungan,” kata Gus Ulil. (*)

Exit mobile version