Lingkar.co – Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari langsung turun tangan setelah mendengar kisah tragis dua kakak beradik di Boja yang bertahan hidup hanya dengan air putih bersama jenazah ibunya.
Kedua gadis itu, Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (18), kini dirawat di RS PKU Muhammadiyah Boja. Tubuh mereka kurus kering dan lemah.
Bupati Tika, sapaan akrabnya, datang bersama Kepala Dinas Sosial Kendal, Muntoha, menjenguk keduanya di rumah sakit.
“Saya sangat prihatin. Tidak boleh ada anak terlantar di Kendal,” tegasnya, Senin (3/11/2025).
Ia langsung memerintahkan Dinsos mengurus BPJS bagi keduanya.
“Dalam 1×24 jam, alhamdulillah BPJS langsung aktif dan bisa digunakan untuk biaya perawatan,” ujarnya.
Bupati juga memastikan kedua kakak beradik itu akan ditangani lebih lanjut oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
Keduanya akan dibawa ke Panti Margi Utomo, Tembalang, Semarang, untuk menjalani perawatan dan pelatihan kerja.
“Mereka harus dipulihkan, dididik, dan diberi keterampilan supaya bisa mandiri,” kata Tika.
Bupati menyebut Intan memiliki keterbelakangan mental, sehingga akan mendapat penanganan khusus. Sementara Putri sudah mulai membaik dan bisa diajak berkomunikasi.
Kronologi
Tragedi itu bermula saat warga Desa Bebengan curiga rumah keluarga tersebut selalu tertutup dan tercium bau busuk. Setelah pintu didobrak, warga menemukan ibu mereka, Setyaningsih (51), sudah meninggal dunia lebih dari dua pekan. Sementara kedua anaknya ditemukan lemas tak berdaya. Kepala Desa Bebengan, Wastoni, menyebut keduanya langsung dievakuasi ke rumah sakit.
Putri mengaku, sejak 4 Oktober ia dan adiknya hanya bertahan hidup dengan air putih. “Ibu pesan nggak boleh minta tolong ke tetangga. Aku nurut sama ibu,” katanya lirih.
Bupati Kendal mengimbau masyarakat dan perangkat desa lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
“Jangan biarkan ada warga yang menderita sendirian. Apalagi janda dan anak yatim piatu,” pesannya.
Kini kondisi Putri berangsur pulih, sedangkan Intan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. (*)
Penulis: Yoedhi W
