Site icon Lingkar.co

Diklatsar KSR PMI Kota Semarang Tekankan Penguatan Mental dan Kemampuan Bertahan Hidup

Puluhan calon relawan PMI berfoto bersama seusai mengikuti pembekalan di Markas PMI Kota Semarang, Jalan Mgr Sugiyopranoto No 35 Semarang, Jumat (9/5/2025). Foto: dokumentasi

Puluhan calon relawan PMI berfoto bersama seusai mengikuti pembekalan di Markas PMI Kota Semarang, Jalan Mgr Sugiyopranoto No 35 Semarang, Jumat (9/5/2025). Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang kembali menggelar Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) bagi calon anggota Korps Sukarela (KSR) angkatan XXXI dengan menekankan pada penguatan mental, fisik, serta kemampuan bertahan hidup (survival) di medan sulit.

Sebanyak 27 calon relawan terpilih menjalani pelatihan intensif selama empat hari, mulai Jumat (9/5/2025) hingga Senin (12/5/2025), di kawasan hutan Medini, Promasan, Kabupaten Kendal hingga kembali ke Gonoharjo Limut, yang dikenal dengan medan dan cuaca ekstremnya.

Ketua Bidang Relawan PMI Kota Semarang, Wiwit Rijanto, mengatakan pelatihan ini bukan sekadar formalitas, melainkan proses pembentukan karakter dan ketahanan pribadi calon relawan agar mampu menghadapi situasi darurat di lapangan, terutama dalam kondisi bencana.

“Diklat ini bertujuan memperkuat mental dan fisik relawan agar terbiasa dengan tantangan di lapangan. Mereka dilatih untuk tetap tangguh dan mampu beradaptasi di tengah keterbatasan, termasuk bagaimana bertahan hidup tanpa makanan dan perlengkapan layak,” kata Wiwit.

Dalam pelatihan ini, para peserta diajarkan teknik dasar survival seperti mencari sumber makanan alami, bertahan tidur hanya dengan jas hujan sebagai pelindung, hingga cara membangun kerja sama tim dalam tekanan.

Baca juga: Pemkot Semarang Terus Kawal Pengusulan KH. Sholeh Darat Sebagai Pahlawan Nasional

Kegiatan ini juga menjadi ajang evaluasi karakter, termasuk kemampuan menekan ego dan menunjukkan solidaritas dalam tim.

Komandan KSR PMI Kota Semarang, Haikal Fawaid, menambahkan pelatihan kali ini menggunakan kurikulum baru dari PMI Pusat, yakni sistem 70 jam, menggantikan pola lama 120 jam tanpa mengurangi kualitas substansi pelatihan.

“Pendidikan ini kami padatkan namun tetap dengan standar tinggi. Materi ruang dan lapangan kami susun untuk mengembangkan karakter relawan yang siap melayani masyarakat dengan empati, bukan emosi,” katanya.

Menurut Haikal, hanya 27 dari 110 pendaftar yang berhasil lolos seleksi awal. Semua peserta yang terpilih telah melalui restu keluarga dan siap ditempa sebagai generasi baru relawan PMI.

Kepala Markas PMI Kota Semarang, dr Ana Kartika, menyampaikan pelatihan ini penting dalam rangka regenerasi dan penguatan personel, khususnya untuk unit markas yang membutuhkan tenaga baru.

“Dengan tambahan 27 calon relawan ini, kami berharap kegiatan dan pelayanan di markas PMI Kota Semarang dapat terus berjalan optimal, terutama menghadapi berbagai kondisi darurat yang membutuhkan kesiapsiagaan tinggi,” ujarnya.

Pelatihan ini menjadi gerbang awal sebelum para peserta resmi dilantik sebagai relawan PMI.

Selain kuantitas, PMI Kota Semarang juga menargetkan kualitas tinggi untuk menjawab kompleksitas tantangan kemanusiaan ke depan. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Exit mobile version