Kabar Politik Terkini dan Terpercaya Indonesia

Diskusi Bareng Penulis Dorong Anak Muda Tingkatan Literasi

Sejumlah Mahasiswa yang hadir poto bersama usai kegiatan berjalan (F:Matius Gea/Lingkar.co)
Sejumlah Mahasiswa yang hadir poto bersama usai kegiatan berjalan (F:Matius Gea/Lingkar.co)

SUMUT,Lingkar.co-Puluhan Mahasiswa, penulis buku dan penggiat literasi menggelar diskusi bertema menulis untuk keabadian di gedung pasca sarjana Universitas Simalungun USI.

Diskusi tersebut mengupas sisi lain di balik rutinitas penulis, serta masih rendahnya minat membaca dan menulis dikalangan pemuda.

Kegiatan itu, diprakarsai Mata Publik dan projek kolaborasi bersama Unit Kegiatan Mahasiswa Pers dan Sastra, Kesenian Budaya Musik Universitas Simalungun, komunitas menulis Beta Manurat dan KSPM.

Ketua UKM Pers dan Sastra, M. Asnan mengatakan, diskusi bertajuk menulis untuk keabadian itu dilakukan untuk bertujuan mengajak para milenial lebih meningkatkan literasi di tengah distrupsi informasi era digital, ujarnya kepada Lingkar.co Sabtu (23/10) siang.

“Jadi kita ingin mengajak anak anak muda membuat yok mari nulis sebagai proses untuk mengetahui, mendalami dan memahami sebuah pengetahuan yang mendorong literasi atau kemampuan diri,” kata dia.

Diskusi interaktif hadirkan penulis buku Bandiet Bandiet Van Siantar karya Abram Cristopher Sinaga yang banyak mengupas sejarah kota Siantar diera kolonialisme Belanda. Selain Bram, hadir duta Literasi Erlina Siahaan dan dosen program studi Sejarah USI, Dr. Hisarma Saragih.

Dr. Hisarma Saragih, juga menyebut rendahnya literasi saat ini telah membuat Indonesia hanya berada pada peringkat 60 dari 61 negara di dunia berdasarkan surve UNESCO.

Banyak faktor rendahnya literasi di tahun sekarang di Indonesia, sambung nya.

Salah satunya kemajuan teknologi informasi serta minimnya motivasi dan akses pendistribusian buku ke daerah daerah di Indonesia.

Kendati demikian, Hisarma mengajak mahasiswa dan pemuda agar meningkatkan keinginan menulis dan membaca memanfaatkan teknologi.

“Era saat ini semua serba digital, tentu ada positif dan tantangannya. Untuk itu, saya mengajak agar mari tingkatkan membaca dan menulis. Karena dengan tulisan maka kita dapat menyampaikan pengetahuan yang akan bisa terus dinikmati berbagai generasi,” ujarnya mengakhiri.

Kontributor : Matius Gea
Editor : Muhammad Nurseha