Lingkar.co – Komunitas pemburu hewan liar menyumbangkan daging celeng (babi hutan) seberat 250 kg ke Taman Satwa Semarang atau Semarang Zoo pada Senin (30/9/2024) pagi. Daging merah segar celeng yang disumbangkan itu sebagai dukungan pelestarian satwa di kebun binatang kebanggaan warga kota Semarang.
“Ini merupakan kebanggaan bagi kami komunitas pemburu bisa ikut membantu perawatan satwa di sini berupa mendukung pakan. Daging merah ini kan kebutuhan utama harimau ya,” kata ketua BK Community, Yefta seusai menyerahkan daging merah segara kepada Direktur Semarang Zoo, Choirul Awaludin.
Menurutnya, bantuan tersebut sebagai sebuah penghargaan atas keberhasilan Awaludin dalam membangun Semarang Zoo sehingga terdapat perbaikan fasilitas dan kandang baru yang lebih layak dan menarik wisatawan.
“Ini sebagai bentuk dukungan kami karena kami sebagai warga kota Semarang asli, saya melihat kepemimpinan Pak Awal di Semarang Zoo ini sangat baik. Jadi kebun binatang ini bisa berkembang sangat baik. Jadi kita tergerak untuk membantu,” ujarnya.
Ia lantas menjelaskan aktivitas perburuan babi hutan yang dilakukan pada titik tertentu. Pada umumnya, pada lokasi tersebut babi hutan yang over populasi menjadi hama bagi petani. “Babi hutan ini kan di daerah tertentu itu kan jadi hama, seperti daerah Purwokerto, Cilacap masih fokus ke wilayah hutan selatan,” paparnya.
Meski menembak hewan liar sebagai hobi, juga memiliki nilai ekonomi karena daging merah segar hasil berburu babi hutan juga memiliki pangsa pasar konsumen tertentu. “Jadi ini bukan hanya hobi, tapi dari sisi ekonominya juga bergerak, karena daging merah ini juga dikonsumsi oleh manusia,” ungkapnya.
Sementara, Direktur Semarang Zoo, Choirul Awaludin menyampaikan apresiasi atas perhatian terhadap satwa di kebun binatang yang terletak di dekat pintu tol Kalikangkung, Kendal tersebut. Menurutnya, bantuan dari BK Community sangat membantu meringankan beban operasional perawatan hewan karnivora
“Memang salah satu pakan itu kita pake daging merah. Pakan pokoknya itu kan ayam sama daging merah. Jadi ini sangat membantu operasional kami,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Choirul Awaludin pada hari ini melaksanakan tugas pada hari terakhir kepimpinan di Semarang Zoo. Dengan demikian esok sudah berganti dengan direktur yang baru. Terkait hal itu, ia berharap Semarang Zoo bisa lebih baik.
“Semarang Zoo menjadi baik, bagi kami sudah senang. Harapan saya bisa lebih bagus lagi, bisa bertaraf internasional,” jawabnya.
Penting diketahui, saat ini ada 10 ekor harimau benggala (Pantera Tigris Tigris), namun hanya 4 ekor yang ada di kandang pajang pengunjung (display). Konservasi kucing besar ini terbilang produktif di Semarang Zoo sehingga beberapa kali menjadi bahan barter sesama lembaga konservasi binatang.
Saat ini, sejumlah perbaikan kandang dan fasilitas Semarang Zoo masih berlangsung, terbaru pintu gerbang dan kantor bersambung dengan reptile cave (area memajang hewan melata). Sebelum itu, perbaikan kandang burung kubah (aviary dome) dan rumah kandang burung (aves garden), kandang gajah, kandang harimau yang belum selesai. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat