SEMARANG, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, menggencarkan upaya tracing, testing, dan treatment (3T), dalam penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengatakan pelibatan berbagai elemen masyarakat, seperti Satgas Jogo Tonggo sangat membantu percepatan 3T.
Hal itu ia sampaikan usai rapat koordinasi penanganan Covid-19 di ruang rapat Kantor Gubernur, Kamis (22/7/2021).
“Di Jawa Tengah kita memiliki Jogo Tonggo. Satgas Jogo Tonggo bukan hanya relawan TNI, Polri, dan tenaga medis, tapi juga melibatkan pendamping desa, Satpol PP, Karang Taruna dan sebagainya. Ini semua bisa kita gerakan, untuk menjadi relawan tracing,” katanya.
Baca juga:
Anggaran Bansos di Jateng: APBN Rp2,26 Triliun, APBD Rp38.292 Miliar
Menurutnya, pelaksanaan 3T sangat penting untuk mengurangi penularan Covid-19. Sehingga, jika ada warga terkonfirmasi positif Covid-19, dapat langsung terlacak, dan memudahkan penanganan.
“Tracing kami sudah tinggi. Target 100 persen, kini sudah mencapai 40,5 persen. Sedangkan positivity rate mengalami penurunan pada minggu ke 27 sebesar 45, 37 persen menjadi 40, 66 persen pada minggu ke 28,” jelasnya.
Penurunan Positivity rate di Jateng
Selain itu, Wagub mengatakan, ada penurunan positivity rate di Jateng, karena meningkatnya pemeriksaan spesimen, yakni pemeriksaan pada suatu bagian dari sampel dengan metode tertentu.
“Pemeriksaan spesimen perlu terus digalakkan secara masif sehingga penularan Covid-19 dapat terputus,” ujarnya.
Sementara itu, Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam arahanya mengatakan, untuk pengendalian penyebaran varian Delta, proses testing dan tracing sangat penting dari proses penanganan.
Baca juga:
Peringati Harlah, Kader PKB Sragen Bagikan Bingkisan untuk Keluarga Isoman
Menurutnya, perlu testing dan tracing agar cepat mengidentifikasi kasus positif, dan siapa saja yang melakukan kontak erat hingga karantina.
“Untuk tracing, saya minta kita fokus positivity rate bukan jumlah tes saja. Selain itu juga fokus ke epidemiologi testing bukan hanya screening. Kita juga harus meningkatkan kapasitas Lab PCR test supaya hasil bisa keluar kurang dari 24 jam,” pintanya. *
Penulis: Rezanda Akbar D
Editor: M. Rain Daling
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps