Site icon Lingkar.co

Hadir di Undip, Wagub Jateng Sebut Kampus Tempat ‘Seksi’ Penyebaran Radikalisme

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat di Aula Fisip International Magnificent Encouraging Noble Auditorium (Fimena Fisip Undip).

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat di Aula Fisip International Magnificent Encouraging Noble Auditorium (Fimena Fisip Undip). Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maemoen (Gus Yasin) menyebut kampus sebagai tempat yang seksi bagi penyebaran radikalisme. Ia menyatakan hal itu saat menjadi keynote speech pada “Seminar Kebangsaan Menghadapi Tantangan Radikalisasi dalam Mempertahankan Ideologi Negara”, Sabtu (14/06/2025) di Aula Fisip International Magnificent Encouraging Noble Auditorium (Fimena Fisip Undip).

Yasin menjelaskan, posisi Jawa Tengah yang strategis menjadi “Center of Gravity“, yang sebelum kemerdekaan sudah menjadi barometer ideologi, politik, dan hankam. Di sisi lain, posisi strategis tersebut justru dimanfaatkan kaum radikalisme untuk melakukan penentangan terhadap kemapanan tatanan kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Seminar menghadirkan para pembicara, antara lain Rektor Undip Prof.Dr. Suharnomo, S.E., M.Si, Kepala Densus 88 ATT Polri Irjen. Pol. Sentot Prasetyo, S.I.K., Kasubdit Kontra Ideologi Direktorat Pencegahan Densus 88 AT Polri KBP Moh Dofir,S.Ag,S.H.,M.H., Pemerhati HTI Dr. Rida Hesti Ratnasari ,M.Si, dan Dosen HI Undip Nadia Farabi, M.A. PhD.

Disampaikan Wagub, tercatat pada Januari 2025 jumlah mitra deradikalisasi yang dibina di Jawa Tengah sebanyak 351 orang, yang terdiri dari 28 orang di Karesidenan Banyumas, 47 orang Karesidenan Pekalongan, 46 orang di Karesidenan Semarang, 16 orang di Karesidenan Pati, 23 orang di Karesidenan Kedu, dan 191 orang di Karesidenan Surakarta.

Dalam wawancara usai memberikan paparan, Wagub menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan seminar tersebut. Menurutnya, kampus merupakan tempat yang sangat seksi dalam menyebarkan paham radikalisme oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Deradikalisasi ini harus kita galakkan terus, harus kita dorong. Maka pada hari ini saya senang sekali diundang mewakili Pak Gub untuk bicara tentang radikalisme di Indonesia dan berfikir bagaimana menanggapi pemikiran radikalisme, khususnya di kampus. Karena memang mereka akan menyusup dimana mana. Dan di kampus memang saat ini menjadi paling seksi untuk menyebarkan paham radikal oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab,” ujar Wagub.

Dia mengakui, kampus merupakan tempat bersatunya ragam pemikiran. Namun demikian, oleh kampus pula, pemikiran tersebut dipersatukan dalam rangka membangun masyarakat yang lebih baik.

“Terima kasih kepada Undip yang telah mengimplementasikan dalam menyatukan pemikiran untuk membangun masyarakat Jawa Tengah lebih baik,” kata Wagub.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Undip Prof Suharnomo mengatakan, kampus merupakan etalase pemikiran, yang terbuka untuk didiskusikan. Melalui seminar tersebut, kampus ingin mendapatkan informasi yang benar. Oleh karenanya, dihadirkan para pakar untuk memperoleh informasi yang cover both side.

“Tidak ada yang perlu ditutup tutupi, mari didiskusikan saja, fakta yang ada di lapangan, dan dalam koridor NKRI,” ujarnya.

Menurutnya, pemikiran yang ada hendaknya didiskusikan secara terbuka sehingga masyarakat kampus juga mendapatkan inside dari pakar yang benar yang jernih dan tajam.

“Sekali lagi tidak dilarang untuk berpikir secara radikal, tetapi silahkan disampaikan secara terbuka. Ada tesa, sintesa, antitesa, dan lain sebagainya, sehingga anak kita mendapatkan pemahaman yang sangat clear tentang ideologi bangsa ini,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version