Site icon Lingkar.co

Hadirkan Keluarga Gus Dur, Unwahas Deklarasikan Penyatuan Tiga Tokoh Besar

Universitas Wahid Hasyim. Foto: istimewa

Universitas Wahid Hasyim. Foto: istimewa

Lingkar.co – Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) bakal melakukan deklarasi penyatuan tiga tokoh besar yang berjasa bagi bangsa Indonesia. Deklarasi bertema The Unified Great Heroes akan dihadiri oleh keluarga Presiden IV, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Adapun tiga tokoh yang dideklarasikan yaitu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, Menteri Agama era Republik Indonesia Serikat (RIS), KH. Abdul Wahid Hasyim, dan Presiden keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid.

Ketua 1 Yayasan Wahid Hasyim, Prof. Dr. H. Abu Hafsin Umar, MA sekaligus ketua pelaksana kegiatan menyampaikan alasan Yayasan Wahid Hasyim ingin mendeklarasikan penyatuan tiga tokoh tersebut karena kesamaan empat ideologi.

“The Unified Great Heroes merupakan pahlawan-pahlawan besar yang dipersatukan. Ketiga pahlawan besar ini dipersatukan dengan ideologi yang sama, yaitu ideologi Kebangsaan, ideologi Keagamaan, ideologi Kepesantrenan, dan ideologi Geneologi. Untuk itulah kami perlu mendeklarasikan kepada publik bahwa mereka adalah tiga pahlawan besar,” tutur Prof Abu pada Sabtu (19/4/2025).

Baca juga: Bupati Pati Tegaskan Pramuka Jadi Sarana Penting Bentuk Karakter Anak Sejak Dini

Sementara, sekretaris Yayasan Wahid HasyimProf. Dr. H. Mahmutarom, MH mengatakan, ketiga tokoh besar tersebut mencatat sejarah pada masanya masing-masing dengan tetap mengutamakan semangat kebangsaan dan persatuan.

“Mbah Hasyim Asy’ari (KH. Hasyim Asy’ari) merupakan tokoh yang mempersatukan semua kepentingan yang mengatasnamakan agama menjadi satu kesatuan Indonesia dalam Majlis Islam Tinggi Indonesia, hingga munculnya Revolusi Jihad pada masa penjajahan Inggris,” ujarnya.

Ia melanjutkan, KH. Wahod Hasyim jua mencatatakan sejarah yang sama untuk persatuan Indonesia, yakni mempersatukan kelompok nasionalis dan religius.

“Mbah Wahid Hasyim (KH. Wahid Hasyim) melenturkan piagam Jakarta menjadi satu dalam Ketuhanan Yang Maha Esa. Disitu beliau mempertahankan semangat persatuan,” jelasnya.

Mantan Rektor Unwahas ini menambahkan, Gus Dur juga memiliki jasa yang besar dalam mengayomi kelompok minoritas. Tindakan tersebut kemudian mengukuhkan Gus Dur sebagai pahlawan kemanusiaan dan demokrasi.

“Beliau menjadi pengayom kaum minoritas, dari non muslim dan etnis-etnis tertentu, bahkan menjadikannya sebagai bapak orang Cina,” katanya.

Mereka bertiga sama-sama mengajarkan Ahlussunnah wal Jama’ah (Azwaja), yaitu paham yang berpedoman pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, seperti amanat Gus Dur saat pendirian Universitas Wahid Hasyim.

“Beliau melarang universitas menggunakan nama Islam maupun NU, akan tetapi menjadikan Islam dan NU sebagai ruh dari Unwahas. Gus Dur menginginkan setiap mata kuliah diberikan ruh keazwajaan, dengan demikian Unwahas diharapkan bermanfaat semua komponen bangsa maupun dunia. Inilah semangat persatuan beliau,” tuturnya.

Untuk itulah Yayasan Wahid Hasyim Semarang bersama Universitas Wahid Hasyim berkomitmen dalam menjaga dan menghidupkan warisan intelektual, spiritual, dan kebangsaan yang telah diletakkan oleh ketiga ulama besar tersebut.

Rencananya kegiatan tersebut akan dihadiri oleh ketua MPR dan DPR RI, Menteri-menteri di kabinet Merah Putih, Gubernur Jateng, Wali kota Semarang, dan masyarakat sekitar.

Dzuriah Mbah Hasyim, Mbah Abdul Wahid Hasyim dan Keluarga Besar Gus Dur juga akan menghadiri acara tersebut.

Kegiatan yang dikemas berupa pengajian Akbar untuk umum ini, akan digelar di Komplek Kampus II Unwahas, Jl Nongkosawit, Gunungpati, Semarang pada Sabtu, 26 April 2025 dengan menghadirkan Gus Muwafiq sebagai mauidhoh hasanah.(

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Exit mobile version