Site icon Lingkar.co

Jaga Hati dan Lisan, Dekan FAI Unwahas Ajak Teladani Kebijaksanaan Luqman Hakim

Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Dr. KH. Iman Fadhilah, MSI. (dok Ahmad Rifqi Hidayat)

Lingkar.co – Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Dr. KH. Iman Fadhilah, MSI mengajak seluruh pemerhati pendidikan untuk meneladani sikap Luqman An Naubi Al Hakim bin Anqa’ yang menyajikan hidangan lidah dan hati kepada tuannya.

Kader muda Nahdlatul Ulama Kota Semarang ini mengisahkan Luqman yang menyajikan hidangan berupa lidah dan hati ketika diminta makanan yang paling enak. Demikian pula ia sajikan hidangan yang sama ketika diminta menyajikan hidangan yang paling menjijikkan.

“Mohon maaf tuan, setahu hamba yang membuat enak dan tidak enak itu cuma dua bagian ini,” kata Iman menjelaskan kisah tersebut dalam buka bersama Dewan Pendidikan Kota Semarang di Jl. Stonen I nomor 7, Gajahmungkur Kota Semarang, Rabu (26/3/2025).

Pengasuh Ponpes Al Fadhilah Meteseh Tembalang Semarang ini melanjutkan, ketika tubuh dalam kondisi sehat maka lidah akan merasakan nikmatnya sebuah hidangan. Demikian pula sebaliknya akan merasa pahit atau tidak enak ketika dalam kondisi sakit.

Selain itu, lanjutnya, lidah juga menjadikan makanan yang paling lezat menjadi tidak enak ketika dalam menyajikan terdapat kata-kata yang menyakiti penerima hidangan.

Artinya, menantu pengasuh Ponpes Taqwal Ilah, (alm) KH Syaikhun ini menegaskan kondisi fisik yang sehat juga tidak bisa menikmati makanan yang paling enak ketika hatinya sakit. “Bahaya itu terkadang bisa jadi karena kita sendiri tidak bisa menjaga hati dan lidah,” tuturnya.

Sejalan dengan kisah Luqman An Naubi Al Hakim, ia mengingatkan perkembangan teknologi informasi yang memangkas jarak antarindividu. “Jaga juga diri kita dari komentar kebablasan di media sosial,” pesannya.

Pada kesempatan itu, mantan sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah ini juga mengingatkan untuk menyadari berbagai rejeki yang dinikmati setiap hari.

Ia menyebut ada rizqi berbentuk harta benda (Maliyah) seperti rumah, mobil, pekerjaan, harta benda dan sebagainya. “Punya istri yang shalihah itu rizqi, keluarga yang sakinah itu rizqi, kesehatan itu rizai, dan menikmati hidup dengan damai itulah Rizqi yang jarang kita sadari, itu rizqi yang bukan maliyah” paparnya.

Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin saat menghadiri buka bersama Dewan Pendidikan Kota Semarang. (dok Ahmad Rifqi Hidayat)

Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin menegaskan komitmen dirinya bersama Agustina Wilujeng Pramestuti sebagai Wali Kota Semarang dalam memperhatikan kegiatan pendidikan keagamaan.

“Yang baru ini, kami, saya membersamai ibu Agustina memberikan perhatian terhadap para guru TPQ,” ungkapnya.

Ia menegaskan, pemerintahan kota Semarang dibawah Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminuddin tetap memberikan perhatian terhadap sekolah negeri maupun swasta, sekolah umum maupun madrasah, termasuk Madrasah Diniyah (Madin) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).

Iswar berkata, beasiswa atau sekolah gratis masih menjadi prioritas dalam membangun kota Semarang yang religius dan semakin hebat. ***

Penulis : Ahmad Rifqi Hidayat

Exit mobile version