Lingkar.co – Menjelang bulan Ramadan 2023, warga Dusun Panggangayom, Kaliwungu, Kabupaten Kendal mengadakan pawai Dugderan. Tradisi dugderan merupakan tradisi masyarakat Islam Jawa setiap akan memasuki bulan puasa.
Dugderan merupakan ekspresi kegembiraan dan rasa syukur umat Islam atas usia yang panjang sehingga kembali merasakan bulan suci yang penuh berkah dan ampunan Allah SWT. Salah satunya, warga Dusun Panggangayom, Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Tradisi ini sudah berjalan dua tahun, namun kali ini yang paling meriah. Sebab dua tahun berhenti karena pandemi Covid-19 sehingga ada sebelas RT. Semua RT menampilkan kreasi budaya atau kesenian.
Sebagaimana Dugderan yang ada di Johar Semarang, Dugderan di Kaliwungu ini juga menghidupkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dengan adanya dugderan, para pedagang pun menjajakan beraneka dagangan di sekitar lapangan Desa Wonorejo..
Pawai Dugderan merupakan yang paling dinantikan oleh masyarakat. Nampak iring-iringan aneka kreasi seni, baik yang tradisional maupun yang modern berjalan berurutan sedemikian rupa.
Mereka berjalan keliling desa dan berakhir di lapangan Desa Wonorejo. Antusias masyarakat sangat tinggi dalam mengikuti pawai, sehingga menelan biaya yang tidak sedikit.
Menurut panitia pelaksana pawai Dugderan, Farid Maftuchin, kegiatan tersebut merupakan kegiatan perdana yang dilakukan pasca Covid-19. Sehingga menjadi sangat meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Kegiatan ini merupakan pioner yang akan kita lakukan di tahun berikutnya,” kata Farid kepada Lingkar.co, Minggu (19/3/2023).
“Setelah melihat antusias masyarakat tahun yang akan datang akan kita selenggarakan lebih meriah lagi,” sambungnya.
Senada, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Muhamad Khisom mengatakan, dirinya melihat antusias masyarakat sangat tinggi karena sudah dua tahun vakum kegiatan dampak Covid-19.
“Sebelumnya karena pandemi sehingga kegiatan dilakukan dengan sangat sederhana, namun kali ini Dugderan dimeriahkan seluruh warga Dusun Panggangayom, kedepan akan dibuat semeriah mungkin,” ujarnya.
Sementara, Kepala Desa Wonorejo menambahkan, Pawai Dugderan tidak sebatas arak-arakan, namun juga dilombakan. Menurutnya, peserta yang dinilai terbaik akan menjadi juara dan mendapatkan hadiah 1 ekor kambing.
“Sangat meriah sekali kegiatan ini, sudah berjalan selama dua tahun, namun tahun ini dilakukan lebih meriah,” ujarnya.
“Kami juga menyediakan hadiah bagi juara satu berupa satu ekor kambing dan hadiah menarik lainnya, sehingga masyarakat sangat senang dengan adanya Dugderan. Tak hanya orang dewasa, dari anak-anak hingga kakek-nenek juga ikut memeriahkan dugderan,” ungkapnya.
Memperhatikan antusias masyarakat, katanya, pada Dugderan tahun depan akan diselenggarakan lebih meriah lagi. Pemerintah desa pun akan membantu apa yang akan dibutuhkan masyarakat saat ada dugderan. (*)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat