KUDUS – Dalam rangka meningkatkan pelayanan, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus memberikan sosialisasi kepada kader posyandu terkait aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat). Selain itu, kader posyandu juga diajarkan mengenai cara mengukur panjang badan,tinggi badan dan berat badan pada anak yang benar sesuai dengan standar.
Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi DKK Kudus Muslimah menjelaskan, program e-PPGBM ini sudah berjalan secara nasional, sehingga semua OPD bisa ikut melihat data status kesehatan utamanya gizi anak-anak di Kabupaten Kudus khususnya. Melalui aplikasi ini, lanjutnya, akan bisa memudahkan dalam melakukan pendataan dan updating data secara berkala mengenai kesehatan gizi pada anak.
“Kami juga melakukan sosialisasi tentang penggunakan dan pencatatan statys kesehatan anak di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Lalu kami ajari cara ploting status gizi di Kartu Menuju Sehat (KMS),” tuturnya.
Muslimah mengatakan, jika data hasil pengukuran dan penimbangan pada anak sudah dimasukan dalam aplikasi, nanti akan secara otomatis muncul status gizinya. Hal ini bisa memudahkan dalam pendataan dan pembacaan status gizi anak.
“Kader posyandu kami kenalkan mengenai isi dari aplikasi e-PPGBM. Disana nanti ada data by name by adress juga. Jadi nantinya kades posyandu bisa mengetahui dan membantu terkait data-data yg kami perlukan,” kata dia.
Ia mengungkapkan, sosialisasi ini dilakukan dengan datang langsung ke 10 desa lokus stunting terpilih. Desa yang terpilih ini merupakan desa yang menjadi prioritas terkait penanganan stunting dan kesehatan gizi pada anak.
“Sosialisasi secara teknis dan terencana kita mulai pada bulan ini. Sebenarnya sudah ada sosialisasi juga sebelumnya, tapi dengan judul kegiatan yang berbeda dan belum secara khusus membahas terkait aplikasi ini,” bebernya.
Lebih lanjut, Muslimah mengungkapkan, aplikasi ini sudah mulai digunakan sejak tahun 2018. Akan tetapi, baru secara aktif digunakanpada tahun 2019 hingga sekarang. Kabupaten Kudus dinilai telah berhasil memanfaatkan penggunaan aplikasi e-PPGBM karena sudah melakukan penginputan data hingga 100 persen.
“Hal ini karena kami juga melibatkan berbagai pihak, tidak hanya tanggung jawab petugas gizi saja dalam melakukan input data. Bidan desa dan kader posyandu juga kita libatkan untuk penginputan dan pengumpulan data. Jadi semua data yg diperlukan bisa segera di input secara lengkap,” tandasnya. (isa)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps