Konser Budaya Lesbumi, Kepedulian NU Terhadap Kesenian di Era Milenial

Teater Soko Bumi saat tampil dalam Konser Budaya Lesbumi NU Kota Semarang di Silayur Park. Foto: Ahmad Rifqi Hidayat

Lingkar.co – Masyarakat pada umumnya lebih senang dengan hiburan atau kesenian yang menghibur atau yang sedang tren, sehingga kesenian yang ideologis lambat lain tersisih dari ruang publik.

Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang menggelar Konser Budaya sebagai wujud kepedulian terhadap kesenian yang terpinggirkan oleh zaman.

“Kegiatan semacam ini merupakan kepedulian NU terhadap buday yang mulai tergerus zaman,” ujar Ketua Panitia Konser Budaya Lesbumi, Choirul Awaludin seusai kegiatan di Silayur Park, Ngaliyan, Kota Semarang, Sabtu (26/8/2023) malam.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Ia katakan, pagelaran seni tersebut dilaksanakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke 78 Republik Indonesia.

Dia menyebut, ada pertunjukan musik, musikalisasi puisi, drama monolog dan teater yang menuangkan ide kreatif dan wacana kritis.

‘Tentunya kami berharap ide-ide yang tertuang melalui kesenian ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi tersendiri untuk kota Semarang yang lebih baik,” urainya.

Png-20230831-120408-0000

Sementara, Ketua Lesbumi NU Kota Semarang, H. Sukat Abdul Muiz, M.Pd mengatakan, Lesbumi sebagai lembaga NU kurang populer di masyarakat. Padahal, Lesbumi didirikan oleh Asrul Sani dan Usmar Ismail pada 28 Maret 1962.

“Kalau mendengar kata Lesbumi, masyarakat merasa agak asing ya, padahal organisasi ini lahir pada tahun 1962,” ungkapnya.

Ia lantas menjelaskan, Lesbumi merupakan strategi dakwah NU dalam menjaga rakyat Indonesia dari paham yang menyimpang melalui budaya.

“Jadi bukan hanya ngurusi rebana, qasidah saja. Tapi kesenian dan budaya secara luas. Ada seni rupa, seni musik, teater, dan sebagainya,” urainya.

Lesbumi, kata Muiz, merangkai dari kalangan ulama, seniman, dan umara (pemimpin) yang bersatu membina masyarakat melalui budaya yang baik.

“Salah satu targetnya, membina akhlak putra bangsa melalui kesenian, membina budaya yang tidak lepas dari akhlakul karimah,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *