Lingkar.co – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kembali menambah unit layanan di Kabupaten Rembang. Kali ini, SPPG baru berdiri di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, dan resmi diluncurkan pada Kamis (25/9/2025).
Dalam peresmian tersebut, Wakil Bupati Rembang, M Hanies Cholil Barro’, menekankan pentingnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara ketat. Ia menegaskan, kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa SMPN 1 Kragan tidak boleh terulang. Hingga kini, hasil laboratorium terkait penyebab keracunan itu memang masih belum diumumkan.
“Sekolah inikan ada PAUD, SMP, SMA, jam sekolahnya beda, menunya beda, ini harus disesuaikan. Termasuk distribusinya disesuaikan dengan permintaan dari sekolah,” ungkap Gus Hanies.
Ia juga menyoroti soal waktu memasak dan pengiriman makanan. Menurutnya, hal itu harus benar-benar diatur agar makanan tetap layak konsumsi.
“Untuk pengiriman siang masaknya lebih mundur, agar tidak terjadi masakan kadaluarsa, karena kalau masaknya pagi dikonsumsi siang kan sudah bahaya,” imbuhnya.
Selain itu, Wabup meminta pihak sekolah melarang siswa maupun guru membawa pulang sisa makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, langkah ini penting untuk kesehatan sekaligus evaluasi program.
“Jika bersisa, ada kemungkinan siswa itu alergi terhadap makanan tersebut. Bisa juga salah masak dan sebagainya, itu bisa menjadi catatan di SPPG. Kalau dibawa pulang nanti SPPG-nya tidak tahu, nanti taunya mereka habis aja,” jelasnya.
Sebagai Ketua Satgas MBG Kabupaten Rembang, Gus Hanies kembali menegaskan bahwa program ini harus dikelola dengan penuh tanggung jawab.
“Sayap teman-teman SPPG benar-benar serius melaksanakan MBG, ini uang rakyat. Uang yang jenengan terima dari gaji SPPI, ini uang rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala SPPG Kemadu, Andik Setiawan, menyampaikan pihaknya saat ini melayani 12 sekolah dengan total 2.073 siswa. Jadwal menu untuk dua minggu ke depan pun telah disiapkan.
“Untuk menyikapi hal yang baru, untuk kelas besar tentu kita buat berbeda dengan kelas 3 ke bawah. Kelas tiga ke bawah kita dahulukan, dan untuk yang pengiriman siang, masaknya kita mundurkan, sembari teman-teman yang masak istirahat dulu,” tandasnya. (*)