SEMARANG,Lingkar.co – Eks Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, membuat cuitan di media sosial twitter yang terduga berkaitan dengan pesan rasis yang tertulisnya pada akun pribadinnya.
Postingan tersebut telah tertulis pada (1/10/2021), yang mendapatkan 1,2 ribu retweet serta beragam tanggapan komentar.
Cuitan tersebut tertujukan kepada dua tokoh di Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi dan Ganjar. Mereka merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papua, dengan kata-kata rendahan rasis, monyet dan sampah,” tulis akun @NataliusPigai2, Jumat (1/9/2021)
“Kami bukan rendahan. Kita lawan ketidak adilan sampai titik darah penghabisan. Saya Penentang ketidak adilan,” lanjut cuitannya.
Namun, setelah cuitannya beredar luas pada jagat twitter, dirinya masih menepis bahwa dirinya tidak melakukan cuitan yang berunsur rasisme.
Baca Juga : Pinsar Jateng: Belum Ada Bantuan Pakan Ternak Bersubsidi dari Pemerintah
“Saya adalah penentang rasisme paling terdepan. tidak ada twit saya yang isinya rasisme. Mereka kait-kaitkan dengan rasisme karena sakit hati,” tulisnya pada tanggal (2/10/2021).
“Kemampuan otaknya belum mampu mencena secara jenih. saya sudah sebut nama (subjek), frasa ‘Orang Jawa Tengah Jokowi’ itu ‘Aksioma’, lanjut tulisnya.
Menurutnya, Frasa Orang Jawa Tengah Jokowi itu adalah Aksioma yang artinya sebuah kebenaran yang tidak perlu butuh pembuktian.
“Aksioma itu sebuah kebenaran yang tidak perlu butuh pembuktian. Seperti Orang Papua Natalius Pigai. Tapi kalau saya menyebut menuduh Jokowi dan Ganjar maka tinggal saya buktikan saja jika Pak Jokowi dan Ganjar laporkan saya kepolisi,” ungkapnya pada akun pribadinya.
Ia juga menuliskan bahwa tindakannya tersebut membela bangsanya, selama 58 tahun.
“Saya membela bangsa saya Papua yang menderita selama 58 Tahun. Kekayaan dirampok, orangnya dibunuh, dan harga dirinya diinjak-injak (Natalius Pigai, Pembela orang-orang lemah),” tulisnya.
Penulis : Rezanda Akbar D.
Editor : Muhammad Nurseha.