Mengulik Hilangnya Peredaran Obat Terapi Covid-19 di Pasaran

Petugas Apotek Kimia Farma, Jalan Raya Menganti, Lidah Wetan, Surabaya, Senin (27/7/2021). Obat terapi Covid-19 di apotek ini kosong. FOTO: Dimas Tri Pamungkas/Lingkar.co
Petugas Apotek Kimia Farma, Jalan Raya Menganti, Lidah Wetan, Surabaya, Senin (27/7/2021). Obat terapi Covid-19 di apotek ini kosong. FOTO: Dimas Tri Pamungkas/Lingkar.co

SURABAYA, Lingkar.co – Obat terapi Covid-19 mulai hilang di pasaran. Kondisi ini sangat memprihatinkan ditengah lonjakan angka positif Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur.

Bahkan, obat terapi Covid-19, seperti Oseltamivir dan Favipiravir, telah lama menghilang dari peredaran. Sejumlah apotek mengalami kekosongan stok sejak beberapa  bulan terakhir.

Untuk memastikan informasi tersebut, Lingkarjatim.co.id, mendatangi sejumlah apotek di Kota Surabaya, seperti apotek Kimia Farma dan apotek K-24, Senin (26/7/2021).

Apotek K-24 di Jalan Raya Lidah Wetan, Surabaya, jadi apotek pertama yang didatangi untuk meminta informasi terkait ketersediaan obat terapi Covid-19.

Menurut, Asisten Apoteker Apotek K-24, Anjani, untuk stok obat terapi Covid-19 kosong, dan dari distributor telah memberikan informasi bahwa stok juga terbatas.

“Obatan-obatan untuk covid-19 sudah kosong dari beberapa bulan yang lalu. Dan untuk informasi yang kami dapatkan di distributor stok juga memang tinggal sedikit,” ujarnya.

Png-20230831-120408-0000

Kendati demikian, kata Anjani, masih banyak warga yang datang mencari obat tersebut. Bahkan, ada yang datang dari Kabupaten Gresik.

“Namun meskipun demikian, masih banyak warga yang datang ingin membeli obat-obatan tersebut. Bahkan ada yang datang dari Kabupaten Gresik,” uja Anjani.

Baca Juga:
Gubernur Jatim Minta Maaf Soal Penanganan Covid-19

APOTEK KIMIA FARMA JUGA KOSONG

Penelusuran Lingkarjatim.co.id berlanjut ke Apotek Kimia Farma di Jalan Raya Menganti, Lidah Wetan, Surabaya.

Lagi, informasi yang sama, bahwa stok obat-obatan terapi Covid-19 di apotek tersebut, telah kosong sejak beberapa bulan terakhir.

Asisten Apoteker Apotek Kimia Farma, Dewi, mengatakan obat-obatan untuk terapi Covid-19 telah kosong sejak awal kemunculan varian delta. Hingga saat ini belum ada informasi soal distribusi obat-obatan tersebut.

“Obat untuk Covid-19 sudah kosong sejak lonjakan covid-19 varian delta beberapa bulan yang lalu,” kata Dewi.

“Kami sudah konfirmasikan ke distributor tapi belum ada informasi lebih lanjut, terutama untuk Oseltamivir. Untuk vitamin D kami ada, namun yang biasa,” kata Dedi, menambahkan.

Hal serupa juga terjadi di salah satu apotek terbesar Kimia Farma, Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jatim.

“Semua obat untuk Covid-19 sudah tidak ada stok,” kata Asisten Apoteker Apotek Kimia Farma, Eva.

“Meskipun masih ada di distributor pastinya sudah didistribusikan ke apotek Kimia Farma yang memang dijadikan apotek utama, seperti apotek Kimia Farma di Jalan Dharmawangsa, Surabaya,” jelasnya lagi.

Eva juga menambahkan, obatan-obatan untuk penunjang perawatan pasien Covid-19, juga telah terpusat pada rumah sakit khusus Covid-19.

RESPON WARGA ATAS LANGKANYA OBAT COVID-19

Menurut Linda, warga setempat, kemungkinan penyebab kelangkaan obat terapi Covid-19 di apotek, karena jumlah produksi menurun, dan penetapan harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah.

 “Menurut penilaian saya pribadi, apotek-apotek sekarang susah cari suplier dan distributornya langsung,” ujar mahasiswi Kedokteran pada salah satu Universitas di Surabaya.

“Dan juga dari segi produksinya yang menurun. Bisa jadi akibat dari pemerintah yang telah memberi ketentuan harga minimal, nah kan dari situ juga produsen juga gak mau rugi,” sambung dia.

SEBAGIAN BESAR PRODUK BUMN FARMASI

Sebelumya, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengaku heran dengan hilangnya peredaran obat terapi Covid-19.

Padahal kata Dasco, obat untuk terapi Covid-19 hilang di pasaran, sebagian besar adalah produk BUMN Farmasi.

“Seperti Oseltamivir itu produksi Indofarma, lalu Favipiravir dan Azithromycin yang juga produksi Kimia Farma,” ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/7/2021).

Dasco, menjelaskan, bahwa direktur utama BUMN Farmasi beberapa waktu lalu memastikan telah memproduksi obat terapi Covid-19 melebihi kapasitas produksinya, untuk memenuhi pasokan obat selama pandemi.

“Saya heran kenapa obat-obatan terapi Covid-19 itu saat ini seolah-olah hilang di pasaran, ungkap Ketua Satgas Lawan Covid-19 DPR RI itu.

“Padahal para direktur utama BUMN Farmasi dalam rapat bersama Komisi VI memastikan bahwa mereka telah memproduksi lebih dari jumlah kapasitas produksinya dalam memenuhi pasokan di pasaran selama pandemi ini,” ungkap Dasco.

PRESIDEN PERINTAHKAN MENTERI SEDIAKAN OBAT

Presiden RI Joko Widodo, memerintahkan para menteri terkait, segera melakukan langkah-langkah maksimal penyediaan obat, vitamin dan suplemen bagi masyarakat, khususnya pasien Covid-19.

Perintah  tersebut Presiden sampaikan saat mengumumkan perpanjangan PPKM level 4, dari  26 Juli hingga 2 Agustus 2021, melalui kanal Youtube Setpres, Minggu (25/7/2021) malam.

“Secara khusus saya juga meminta kepada para menteri terkait untuk segera melakukan langkah-langkah maksimal untuk membagikan vitamin, suplemen kepada masyarakat,” ujar Presiden. *

Penulis : Dimas Tri Pamungkas | M. Rain Daling

Editor : M. Rain Daling

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *