Site icon Lingkar.co

MSI dan RSI Kendal Teken Kerja Sama Percepatan Eliminasi Tuberkulosis

Caption TUNJUKKAN NOTA KERJA SAMA: Ketua Yayasan Menteri Sehat Indonesia Dr Supriyanto MPd (kiri) dan Direktur RSI Muhammadiyah Kendal dr Suhadi SpAn MARS menunjukkan nota kerja sama yang baru mereka tanda tangani, di Aula RSI,

Caption TUNJUKKAN NOTA KERJA SAMA: Ketua Yayasan Menteri Sehat Indonesia Dr Supriyanto MPd (kiri) dan Direktur RSI Muhammadiyah Kendal dr Suhadi SpAn MARS menunjukkan nota kerja sama yang baru mereka tanda tangani, di Aula RSI, Foto: Yoedhi/Lingkar.co

Lingkar.co – Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) dan Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Weleri Kendal tanda tangani nota kesepahaman kerja sama percepatan eliminasi penyakit tuberkulosis (TB), di Aula RSI, Rabu (1/10).

Direktur RSI Muhammadiyah Kendal dr Suhadi SpAn MARS menyambut baik dan berterima kasih kepada MSI atas kesepakatan kerja sama tersebut.
Sebab, upaya eliminasi penyakit TB memang sudah menjadi salah satu program unggulan RSI Muhammadiyah.
Bahkan Poliklinik TB resisten obat (RO) di RSI Muhammadiyah menjadi yang pertama di Kabupaten Kendal.

“Kasus tuberkolosis (TB) di Indonesia sangat tinggi sehingga Indonesia menduduki peringat kedua dunia setelah India. Pada tahun 2025 jumlahnya sudah menacapai 1 juta lebih,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan, mengingat jumlahnya sangat banyak maka kasus TB tidak cukup hanya diatasi rumah sakit sehingga perlu kerja sama dengan banyak pihak, termasuk dengan MSI.

Suhadi juga menuturkan, salah satu hal yang menyulitkan pemberantasan penyakit TB, banyak penderit yang sudah minum obat tapi tidak tuntas atau berhenti sebelum tuntas, sehingga dibutuhkan edukasi yang intensif dan terus-menerus.
“Semoga dengan adanya kerja sama dengan MSI ini maka cita-cita Indonesia untuk mengeliminasi TB pada tahun 2030, baik TB biasa maupun TB RO, bisa terwujud,” harapnya.

Empat Program Utama

Ketua Yayasan MSI Dr Supriyanto MPd dalam sambutannya menyampaikan, dalam kerja sama percepatan eliminasi TB MSI mengusung empat program utama.
Keempat program itu adalah investigasi kontak yang dilakukan dengan screening terhadap orang-orang yang menderita TB, pendampingan dalam pengobatan, terapi pencegahan tuberkulosis (TPT), dan penyuluhan.

Dia mengatakan, selama ini MSI sudah menjalin kerja sama dengan berbagai rumah sakit di hampir semua daerah di Jawa Tengah.

“Mengingat penyakit TB itu tidak bisa diselesaikan sendiri, maka perlu kerja sama dengan banyak pihak, baik dengan berbagai rumah sakit, poliklinik, puskesmas, dan berbagai kelompok masyarakat,” ujarnya.

Selain program penanganan, hal yang tak kalah penting adalah penyuluhan kepada masyarakat agar mereka paham dan peduli bahwa penyakit TB itu bisa disembuhkan dan sudah ada obatnya.

Oleh karena itu, selain kerja sama dengan rumah sakit dalam hal pengobatan, MSI juga terus mengintesifkan penyuluhan kepada masyarakat.

“TB ini kan bisa diibaratkan penyakit purba, dari zaman dulu sudah ada dan obatnya juga sudah ada. Kalau semua pihak bisa bekerja sama saling mendukung, saya yakin pasti bisa kita selesaikan, sehingga tahun 2030 kita bisa benar-benar mengeliminasi TB,” ungkapnya optimistis. (*)

Penulis:: Yoedhi W

Exit mobile version