Lingkar.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang meluncurkan program Gerakan Bersama Orang Tua Asuh Membangun Masa Hari Masa Depan atau Gerbang Harapan saat Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 4 Mei 2024 di Sekolah Nasional Karangturi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menjelaskan, Pemerintah Kota Semarang memiliki inovasi atau sistem yang menghubungkan antara orang tua yang merupakan warga Kota Semarang yang memiliki rezeki berlebih dengan anak-anak kurang mampu, termasuk putus sekolah. “Sehingga, kami tidak mematok dananya,” katanya seusai Silaturahmi dan Halal Bihalal Dewan Pendidikan Kota Semarang di hotel Candi Indah Semarang, baru-baru ini..
Para orang tua asuh dapat memilih dan dipertemukan dengan anak-anak asuh berdasarkan data yang diberikan oleh satuan pendidikan (Satpen). “Yang diberikan oleh orang tua asuh ini seperti uang saku karena di sekolah ini gratis, misalkan memberikan uang saku Rp 150 ribu per bulan silakan, memberikan setahun sekali memberikan seragam dan alat tulis silakan,” katanya.
Gerbang Harapan berlangsung sampai anak asuh lulus ke jenjang yang diinginkan. Supaya anak-anak kurang mampu ada jaminan akses pendidikan.
“Apalagi anak-anak itu lebih PD karena mempunyai orang tua asuh pejabat atau orang tua asuh pengusaha, bahkan sampai lulus kuliah pun sangat bagus,” katanya.
Hingga saat ini ada 70 orang tua asuh yang mengasuh 230 anak. Dimulai dari Dinas Pendidikan Kota Semarang yang bergabung. “Hari ini Bu Wali Kota ikut bergabung, kami berharap para OPD mengikuti jejak menjadi orang tua asuh,” katanya.
Jika PNS menjadi orang tua asuh, kata dia, masyarakat menjadi faham. Bahkan, para pengusaha dan dewan dapat menjadi orang tua asuh.
Dampaknya anak-anak lebih semangat belajar, karena memiliki orang tua asuh wali kota, kepala dinas, pejabat, dan lainnya. Sehingga mengurangi angka bullying di Kota Semarang.
“Bullying ini kan terjadi karena faktor ekonomi, ketika dia memiliki orang tua asuh pejabat, dia akan bangga dan semangat menempuh pendidikan. Kalau semangat, prestasi akan meningkat,” katanya.
Jika masyarakat ingin menjadi orang tua asuh, pihaknya sudah menyediakan platform Gerbang Harapan. Bisa juga ke satuan pendidikan atau sekolah-sekolah dan bisa juga ke Dinas Pendidikan.
“Termasuk anak putus sekolah, kami berkoordinasi dengan Lurah dan Camat untuk data tersebut,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Semarang, Hj. Dr. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos menjelaskan, Pemerintah Kota Semarang sangat mendorong partisipasi masyarakat yang memiliki rezeki berlebih dan memajukan pendidikan.
“Karena masih banyak di luar sana, sebenarnya yang pintar dan pingin sekolah tinggi terkendala dengan biaya dan situasi keluarganya, sehingga dengan Gerbang Harapan ini tidak ada yang putus sekolah,” katanya.
Mbak Ita-sapaannya- berharap dengan adanya Gerbang Harapan ini membantu pendidikan anak-anak yang kurang mampu sampai ke jenjang yang diinginkan.
“Kami berharap dengan Gerbang Harapan anak-anak dapat terfasilitasi, kita bisa bisa support anak-anak yang pintar dan berkompetisi di demografi yang semakin lebar dan lebar,” harapnya. (“)
Penulis: Ani Friska
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat