JAKARTA, Lingkar.co – Menteri Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa peningkatan harga komoditas di pasaran mampu mendorong ekspor lebih besar.
Hal ini pihaknya buktikan dengan naiknya nilai ekspor sebesar 39,474 (yoy), yang terjadi pada bulan Maret 2021.
Juga Menko Airlangga melanjutkan, dalam tiga bulan terakhir, neraca perdagangan juga meningkat menjadi positif dengan nilai ekspor yang tinggi.
Baca juga:
Ciptakan Program Pemulihan Ekonomi Nasional, Melalui UU Cipta Kerja
“Selain peningkatan harga komoditas di Pasaran, pada kenyataannya pemulihan permintaan global juga menjadi salah satu indicator naiknya nilai ekspor,” ujarnya.
Pihaknya menambahkan, perbaikan ekonomi juga terlihat dari permintaan domestik yang turut mendorong peningkatan investasi, sehingga membantu meningkatkan aktivitas ekonomi dunia usaha.
Hal ini tercermin dari PMI (Purchasing Managers Index) Manufaktur yang semakin ekspansif ke level 53,2 di Maret 2021.
Juga dalam SBT (Saldo Bersih Tertimbang) Kegiatan Usaha yang membaik ke level 4,54 di triwulan I 2021.
Respon Positif Investor Picu Naiknya IHSG
Respon positif dari para investor, menurutnya mampu mendorong perbaikan IHSG ke kisaran 6.000 dan nilai tukar rupiah ke kisaran 14.500.
“Komitmen pemerintah dalam menyalurkan program PEN di tahun 2021 mendorong realisasi APBN sampai dengan 28 Februari 2021,” ungkap Airlangga.
Baca juga:
Berikut Syarat Perjalanan Dalam Negeri, Jelang dan Pasca Mudik Lebaran 2021
Pihaknya juga menyampaikan realisasi APBN hingga 28 Februari 2021. Belanja negara mencapai Rp282,72 triliun sekitar 10,28 persen.
Sedangkan di sektor Perlindungan Sosial Rp157,41 triliun dengan realisasi Rp19,28 triliun. Dukungan UMKM dan Korporasi Rp184,33 triliun, realisasi Rp29,45 triliun.
Program Prioritas sebesar Rp122,42 triliun, realisasi Rp500 miliar. Termasuk juga untuk insentif usaha sebesar Rp58,47 triliun.
Baca juga:
Perbolehkan Warga Shalat Tarawih di Masjid
“Kemudian, ada juga program PEN 2021 di sektor kesehatan sebesar Rp176,30 triliun dengan realisasi hingga Februari Rp4,51 triliun,” pungkas Menko Airlangga. (ara/luh)