BLORA, Lingkar.co – Guna hadapi pemilu 2024, DPD Golkar Kabupaten Blora launching Sekolah Kader Saksi Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG) di Hotel Grand Mega Resort dan Spa, Cepu, Kabupaten Blora, Sabtu, (4/6/2022).
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono mengatakan, setiap angkatan terdapat 100 orang saksi TPS yang mereka didik dan latih dan kali ini merupakan angkatan ke VIII.
“Setiap angkatan ada 100 orang saksi TPS yang kita didik dan kita latih, ini angkatan ke VIII. Berarti sudah ada 800 orang. Dan hari ini nanti di Desa Bajo Kecamatan Kedungtuban angkatan ke IX. Dan hari ini clear 900 orang saksi,” terangnya.
Baca Juga:
Momentum HUT ke-57, Golkar Bertekad Menangkan Airlangga Hartarto di Pilpres 2024
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Blora Siswanto menyampaikan, dalam acara hari ini adalah launching sekolah kader saksi tingkat Kabupaten Blora Partai Golkar dan kegiatan ini di Blora yang pertama menyelenggarakan kader saksi sampai angkatan ke VIII.
“Ya ini merupakan langkah awal untuk memberikan pembelajaran politik untuk kader-kader kami. Sekaligus persiapan menghadapi pemilu 2024,”katanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG) Pusat Partai Golkar Syahmud B Ngabalin (SBN). Kepala BSNPG Golkar Provinsi Jateng Ferry Wawan Cahyono, calon Anggota DPR RI Dapil Jateng III Bambang Sadono.
Anggota DPRD Provinsi Jateng Padmasari Mestikajati, Bupati Blora 2007-2010 RM. Yudhi Sancoyo dan 100 orang peserta.
Pertama di Indonesia
Kepala BSNPG Syahmud B Ngabalin menyatakan, baru kali ini di Indonesia, sebuah Kabupaten sudah buat sekolah kader saksi sebanyak 8 angkatan, per angkatan 100 orang.
“Dengan adanya pelatihan kader saksi, dari 3.000 per TPS 2 orang saksi jadi total 6.000 saksi. Jadi perlu 60 angkatan. Sudah terjadwal Blora sebagai pelopor sekolah saksi TPS di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga:
Bambang Sadono selaku pemateri meluncurkan slogan baru “Wis Wayahe Golkar Menang”.
“Dengan seperti ini kita evaluasi terkait kenapa sampai tidak ada saksi-saksi di lapangan seperti tahun 2019 yang lalu. Ada juga faktor minimnya pengetahuan tentang kepemiluan makanya kita memberikan sekolah,” ujar Bambang Sadono.
Penulis: Muhammad Nurseha
Editor: Muhammad Nurseha