Problem Based Learning, Model Belajar Efektif di Abad 21

Indah Nursyafa’ah, S.Pd Guru kelas di SDN Patemon 01, Korsatpen Gunungpati, Kota Semarang
Indah Nursyafa’ah, S.Pd Guru kelas di SDN Patemon 01, Korsatpen Gunungpati, Kota Semarang

Belajar merupakan proses perubahan dalam pikiran dan karakter intelektual anak didik, sedangkan pembelajaran adalah proses memfasilitasi agar siswa belajar. Antara belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (I Gede Astawan. Harian Bernas, 08 Agustus 2016).

Belajar, dimaksudkan agar terjadinya perubahan dalam pikiran dan karakter individual siswa. Tantangan guru tak hanya membekali keterampilan siswa. Namun, memastikan bahwa anak didiknya sukses kelak di masa depan. Untuk itu, guru harus membekali keterampilan kepada anak didiknya sesuai dengan kebutuhan yang dapat mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran di abad 21 ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang lalu. Dahulu, pembelajaran dilakukan tanpa memperhatikan standar, sedangkan kini memerlukan standar sebagai acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional. Pola pembelajaran yang tradisional bisa dipahami sebagai pola pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal.

Melalui standar yang telah ditetapkan, guru mempunyai pedoman yang pasti tentang apa yang diajarkan dan yang hendak dicapai. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar.

Memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi kehidupan, tidak terkecuali dibidang pendidikan. Guru dan siswa, dosen dan mahasiswa, pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar di abad 21 ini.

Png-20230831-120408-0000

Pola Pembelajaran Abad 21

Untuk mampu mengembangkan pembelajaran abad 21 ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain :

  • 1. Tugas Utama Guru Sebagai Perencana Pembelajaran Sebagai fasilitator dan pengelola kelas maka tugas guru yang penting adalah dalam pembuatan RPP.
  • 2. Masukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking)
  • 3. Penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi
  • 4. Integrasi Teknologi

Model pembelajaran merupakan tingkatan tertinggi dalam kerangka pembelajaran karena mencakup keseluruhan tingkatan. Istilah model pembelajaran ini sering diartikan sebagai pendekatan pembelajaran. Dalam pendekatan pembelajaran, di dalamnya terdapat rencana-rencana dan alur yang digunakan sebagai petunjuk dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Pengertian Problem Based Learning

Apa pengertian dari Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Model pembelajaran PBL merupakan suatu pembelajaran berlandaskan masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting. Dalam hal ini, siswa dapat menjadi lebih mahir dalam memecahkan masalah dan berkemampuan untuk belajar secara berkelompok.

Proses pembelajaran pada model pembelajaran PBL menggunakan pendekatan yang lebih sistematik. Model ini berguna untuk memecahkan sebuah masalah dalam keseharian. Dengan begini, nantinya siswa diharapkan siap dan terlatih untuk menghadapi problematika dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya.

Rumusan dari Dutch (1994), PBL adalah instruksional yang menantang siswa agar “belajar dan belajar”. Mewujudkan kerjasama yang baik dalam kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata.

Masalah ini digunakan agar rasa ingin tahu serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran bisa terpancing dan terpacu. Jadi, model pembelajaran PBL dapat dianggap sebagai model yang mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis.

Model Pembelajaran PBL untuk Kurikulum 2013

Saat ini, implementasi kurikulum 2013 menekankan pada proses belajar yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS), dan Model Pembelajaran PBL inilah salah satu model yang bisa diandalkan.

Model pembeajaran PBL merupakan salah satu metode pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi (HOTS). Model pembelajaran ini akan sangat membantu siswa untuk memproses informasi yang ada dan menyusun pengetahuan tersebut dengan keadaan sekitar.

Jenis-jenis model pembelajaran yang dijelaskan oleh para ahli beragam. Salah satu referensi yang paling sering digunakan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Konsep ini memberikan siswa kesempatan untuk belajar dengan penyelidikan dan inkuiri terhadap situasi masalah.

Model ini mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah menggunakan kemampuan nalar dan melatih kemampuan belajar secara independen.

Ciri-ciri Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Arends berbagai pengembangan model pembelajaran PBL memiliki ciri-ciri karakteristik sebagai berikut ini:

  • Pengajuan pertanyaan atau masalah

Model pembelajaran PBL berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.

  • Berfokus pada keterkaitan antar disiplin (tematik)

Meskipun secara umum pembelajaran berdasarkan masalah yang umumnya berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), namun masalah-masalah yang diselidiki telah benar-benar melalui proses pemilihan sehingga benar-benar nyata agar dalam pemecahannya.

  • Penyelidikan autentik dalam Model Pembelajaran PBL

Model pembelajaran PBL berdasarkan masalah yang mengharuskan setiap siswa melakukan penyelidikan autentik dalam rangka mewujudkan penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

  • Menghasilkan produk dan memamerkannya

Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berbentuk laporan, model fisik, video maupun program komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan nantinya berupa laporan.

  • Model Pembelajaran PBL melatih Kolaborasi dan kerja sama

Pembelajaran yang berlandaskan permasalahan yang dicirikan oleh siswa yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL

Perlu diketahui bahwa Model pembelajaran PBL nanti bisa dijalankan jika pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Siswa pun harus diberikan pemahaman mengenai konsep pembelajaran ini. Memulai model pembelajaran ini harus diawali dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil yang menjalankan 7 langkah berikut:

  1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas (Pemaparan Konsep dan Materi). Di sini setiap anggota harus memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama sehubungan dengan istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
  2. Merumuskan masalah. Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu.
  3. Menganalisis masalah. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Nantinya terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota.
  4. Menata gagasan secara sistematis. Bagian yang sudah berhasil dianalisa kemudian diperhatikan sejauh mana keterkaitannya satu sama lain kemudian dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.
  5. Memformulasikan tujuan pembelajaran. Kelompok nantinya merumuskan tujuan pembelajaran. Sebab, kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat
  6. Mencari informasi tambahan dari sumber lain. Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan menemukan ke mana akan dicari.
  7. Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan. Dari informasi baru yang didapatkan, kita diskusikan kembali dengan kelompok untuk kemudian dari semua yang sudah dibahas disusun menjadi suatu laporan. Laporan bisa berupa laporan tertulis, video, maupun karya fisik.
  8. Mempresentasikan / Memamerkan Hasil Laporan. Setelah semua selesai, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning

Kelebihan Model Pembelajaran PBL

Setiap model pembelajaran yang diterapkan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.  Beberapa kelebihan yang didapatkan ketika menerapkan model pembelajaran PBL  adalah sebagai berikut :

  1. Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran.
  2. Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  3. Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih meningkat.
  4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
  6. Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Kekurangan Model Pembelajaran PBL

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran PBL juga memiliki beberapa kekurangan, berikut ini beberapa kekurangan yang sepertinya nampak dalam penerapan model pembelajaran berbasis proyek.

  1. Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan.
  2. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan agar model pembelajaran ini cukup lama.
  3. Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka harus berupaya untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Penulis:

Indah Nursyafa’ah, S.Pd

Guru kelas di SDN Patemon 01, Korsatpen Gunungpati, Kota Semarang

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *