Ratusan Warga di Sleman mulai Mengungsi Dampak Erupsi Gunung Merapi

Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1). (KORAN LINGKAR JATENG/LINGKAR.CO)
Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1). (KORAN LINGKAR JATENG/LINGKAR.CO)

SLEMAN, Lingkar.co – Ratusan warga Padukuhan Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman mulai mengungsi pasca meningkatnya aktivitas Gunung Merapi kemarin.

“Kurang lebih (yang mengungsi) 80 kepala keluarga, sementara kurang lebih 200an jiwa. Ini baru masuk, baru saja. Ini sudah di posisi barak utama di Purwobinangun,” kata Camat Pakem, Suyanto.

Suyanto mengatakan, mereka mengungsi karena mendapat rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman.

Ia menyebut, saat Merapi mengeluarkan awan panas guguran hari ini, warga di Padukuhan Turgo sempat berlarian ke luar dari rumah.

“Berlari menyelamatkan diri ke arah selatan. Ke tempat yang aman,” ucap dia.

Ia belum bisa memastikan sampai kapan warga akan mengungsi. Warga, kata dia, akan menunggu rekomendasi dari BPPTKG sebelum kembali ke rumah.

“Menunggu rekomendasi dari BPPTKG, nanti melihat situasi dan kondisinya Merapi,” ucap dia.

BPPTKG sebelumnya melaporkan Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali guguran awan panas sejak pukul 00.00-14.00 WIB hari ini. Luncuran awan panas terdeteksi dengan jarak antara 500 sampai 3 ribu meter ke arah barat daya atau menuju hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyatakan awan panas tercatat di seismograf dengan amplitudo 15 sampai 60 milimeter dan berdurasi 82 sampai 197 detik.

“Pada beberapa desa di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Boyolali dan Boyolali Kota, hujan abu didapati dengan intensitas tipis,” kata Hanik.

Hanik menghimbau warga menjauhi wilayah bahaya yang ditetapkan pada radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, dan Kali Putih. Wilayah ini memiliki potensi bahaya guguran lava dan awan panas. (ant/aji)

Sumber: Koran Lingkar Jateng