Resmikan Freezer Room PMI Kota Semarang, Sarwa Sebut Sulitnya Jadi Pemimpin 

Lingkar.co – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah menyebut sulitnya menjadi pemimpin adalah membuat terobosan penting agar organosasi lebih bermanfaat bagi masyarakat. 

Menurutnya, langkah PMI Kota Semarang menggandeng pihak swasta dalam mengadakan ruangan/almari pendingin atau freezer room merupakan langkah luar biasa. Tidak semua PMI Kabupaten Kota bisa memilikinya.

“Ini tentunya merupakan suatu lompatan yang luar biasa, dokter Awal memimpin selama 2 tahun sudah membuat suatu terobosan, Ini tidak gampang. Sulitnya menjadi pemimpin ya begini,” kata Sarwa usai peresmian di UDD PMI Kota Semarang, Rabu (31/5/2023). 

Ia juga mengapresiasi para vendor yang telah membantu freezer room di PMI Kota Semarang. Ia pun berharap semangat kemanusiaan terus disebarkan.

“Tujuannya hanya satu, bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan darah, supaya kualitas darahnya terjaga. Dan ini akan kami menjadi virus untuk PMI se-Jawa Tengah akan kami sebarkan, bagaimana mereka mampu untuk membangun ini semua. Dan mereka mampu untuk membangun,” tegasnya. 

Sementara, Ketua PMI Kota Semaran, Awal Prasetyo mengungkapkan, freezer room dengan kapasitas 7000 kantong darah merupakan sebagai salah satu pondasi dalam memberikan berbagai pelayanan produk darah.

“Langkah pengembangan berikutnya, dibuka banyak peluang untuk memanfaatkan hasil dari pendonor untuk berbagai macam, seperti steem sel atau terapi dengan komponen darah yang bisa diberikan kepada pasien,” kata Awal kepada awak media.

“Jadi sebetulnya ini merupakan suatu pondasi untuk pengembangan produk pengembangan dan pemanfaatannya,” sambungnya.

Ia lantas menerangkan, dengan adanya almari pendingin tersebut, PMI mampu menyimpan darah dalam suhu ideal sehingga akan mengurangi risiko kerusakan dan mempu menyimpan dalam waktu yang relatif lebih lama.

“Manakala ada suatu kejadian luar biasa (KLB) yang memungkin membutuhkan banyak darah, kita sudah mempunyai stok yang cukup, khususnya untuk masyarakat kota Semarang,” urainya.

Tak lupa, ia menyampaikan terima kasih kepada PT. Dharma Mitra Abadi PT. Trans Blood Indonesia, PT. Transmedic Indonesia, PT. Karindo Alkestron, PT. Abhimata Manunggal, PT. Medquest Jaya Global yang telah memberikan bantuan kemanusian melalui program CSR untuk merealisasikan adanya freezer room.

“Biaya pembuatan sekitar dengan total 1,2 M dengan genset,” 

Terkait kasus tidak reaksinya darah oleh tubuh pasien, Awal menjelaskan, pentingnya menjaga kualitas darah dari sejak pendonor atau input.

“Perlu kita ketahui bersama bahwa untuk suatu produk darah yang bagus itu mesti ada input, ada proses yang berkualitas,” paparnya.

“Input pendonor yang baik itu mesti memenuhi syarat sehat dalam konsep WHO, sehat secara fisik, sehat secara psikis, dan sehat secara sosial,”:lanjutnya.

“Usia harus jelas (termasuk), kita kalau usia tidak sesuai, maka produktifitas juga tidak sesuai,. Jadi makanya kita akan menemukan suatu konsep input pendonor yang berkualitas itu setelah melalui penelitian bersama,” urainya.

Jadi, kata Awal, kalau inputnya tidak tidak bagus, prosesnya tidak bagus, produknya tidak direspon saat diberikan kepada pasien.

Sebelum ada freeser room ini, menurutnya, PMI Kota Semarang menggunakan freezer dengan ukuran yang lebih kecil dengan kapasitas terbatas. Karena itu risiko kerusakan darah lebih besar ketika pendingin digunakan untuk menyimpan dalam jumlah banyak,

Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahwa darah merupakan produk kemanusiaan, bukan produk kesehatan. Meski pada prosesnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Membangun freezer room untuk membangun kualitas produk layanan kemanusiaan,” ucapnya.

Sebagai informasi, Ketua PMI Jawa Tengah menandatangani prasasti peresmian freezer room disaksikan para vendor, Dinas Kesehatan Kota Semarang, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Kota Semarang, Pimpinan/Direktur RS, Bank Darah RS, Laboratorium di Kota Semarang. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat