Lingkar.co – Madrasah Aliyah (MA) Sabilunnajah yang berada di Desa Penjalin, Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal merupakan sekolah yang baru akan mewisuda siswa yang kedua di tahun pelajaran 2025-2026.
Namun demikian, sebagai sekolah baru, MA Sabilunnajah telah meraih banyak prestasi. Kepala MA Sabilunnajah, Muslikh, S.Ag menuturkan keberhasilan tersebut tidak lepas dari para murid yang juga produk Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sabilunnajah.
“Alhamdulillah, keberhasilan kami ini berkat kerja keras para guru di MTs yang mengarahkan siswa lanjut ke MA yang baru berdiri. Sehingga keberlanjutan pembelajaran dan pendidikan bisa secara bertahap sesuai dengan harapan,” ungkapnya dalam siaran persnya, Senin (1/12/2025).
Disebutkan, prestasi yang berhasil diraih dalam beberapa tahun ini antara lain; juara pertama lomba Konten Kreatif, peringkat ketiga pada lomba karya tulis ilmiah tingkat kabupaten pada Hari Amal Bakti (HAB)) Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kendal tahun 2023
Pada ajang Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Kecamatan Brangsong tahun 2023 juga meraih juara dua pada cabang Tilawah dan cabang Tartil Al Qur’an.
Namun pada Hari Jadi ke-418 Kabupaten Kendal hanya meraih peringkat kelima pada lomba karya tulis ilmiah dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Mata Pelajaran (Mapel) Geografi jenjang SMA/SMK/MA tingkat Kabupaten Kendal.
Lebih lanjut ia menginformasikan juga bahwa MA Sabilunnajah secara resmi membuka Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Pelajaran 2026–2027 secara online melalui website https://bit.ly/SPMB_MTs-MA_SABILUNNAJAH_2026-2027.
Jika mengalami kendala pada link, calon peserta didik atau orang tua sebagai wali murid bisa komunikasi melalui nomor +62 818-0412-4221
“Pembukaan sistem ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memberikan layanan pendidikan yang unggul, transparan, dan mudah diakses oleh seluruh calon peserta didik,” ujarnya.
Solusi Persoalan Sekolah Lima Hari
Ketua Yayasan Sabilunnajah, KH. Mandzhur Labib mengatakan ada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Madrasah Diniyah Awaliyah dan Wustho, serta pesantren. “Pada umumnya anak sekolah MTs dan MA yang warga sekitar ikut madrasah. Jadi, tidak ada kekhawatiran tentang pergaulan anak sepulang sekolah,” ungkap Gus Labib, sapaan akrabnya.
Kegiatan keagamaan yang lebih dalam, lanjutnya, juga biasa diikuti oleh siswa yang tinggal di sekitar pesantren, “Untuk madrasah Diniyah pesantren secara khusus untuk santri, tapi ada juga sebagian anak warga sekitar yang ikut ngaji di pesantren,” terangnya.
Ia lanjut menjelaskan, pesantren putra dan putri Sabilunnajah membagi dua blok, yakni untuk yang fokus pada program salafiyah dan blok tahfizh Al Qur’an, “Kami mohon doa dan dukungan dari santri, alumni dan semua pihak yang peduli dengan pendidikan, semoga perkembangan selanjutnya bisa lebih baik setelah kita relokasi MA ke gedung baru,” pungkasnya. (*)
