Site icon Lingkar.co

Siaga, Gunung Semeru Alami Erupsi, PVMBG Beri Imbauan Ini

Erupsi Gunung Semeru. Foto: dokumentasi

Erupsi Gunung Semeru. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Erupsi terbaru Gunung Semeru Kabupaten Lumajang Jawa Timur terjadi pada Rabu (19/11/2025).

Kolom abu teramati hingga setinggi sekitar 500 meter di atas puncak, atau sekitar 4.176 meter di atas permukaan laut. Warna abu putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal mengarah ke barat-daya.

Seismograf mencatat amplitudo maksimum sebesar 22 milimeter dengan durasi sekitar 142 detik.

Aktivitas kegempaan sepanjang 19 November 2025 (00.00–23.59 WIB):

156 kali gempa letusan/erupsi, amplitudo 10-22 mm, lama gempa 45-180 detik.

26 kali gempa guguran, amplitudo 2-5 mm, lama 36-130 detik.

9 kali gempa hembusan, amplitudo 2-8 mm, lama 39-67 detik.

Tingkat aktivitas resmi berada pada Level II (Waspada).

Imbauan Resmi
Lembaga pengawas vulkanologi (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi / PVMBG) menghimbau:

Tidak melakukan kegiatan apapun di sektor tenggara sepanjang aliran Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar zona tersebut: hindari aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) sepanjang Besuk Kobokan karena potensi awan panas dan lahar hingga jarak hingga 13 km dari puncak.

Masyarakat dan pengunjung agar selalu memantau perkembangan melalui kanal resmi dan menjauhi zona berisiko tinggi.

Rekap Aktivitas Tahun 2025
Sepanjang tahun ini, aplikasi MAGMA Indonesia telah mencatat total 6.989 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia dan gunung Semeru tercatat paling sering meletus dengan 2.803 kali letusan.

Catatan dan Analisis
Meskipun tingkat aktivitas adalah Level II, data kegempaan dan pengamatan visual menunjukkan lonjakan aktivitas yang cukup signifikan.

Kolom abu dan potensi aliran awan panas/guguran menegaskan bahwa risiko bagi warga dan area‐sekitar tetap nyata.

Pastikan warga di wilayah rawan, terutama di Kecamatan Pronojiwo dan sekitarnya, memperhatikan imbauan evakuasi dan tidak menunda jika ada perintah dari BPBD setempat.

Untuk wisatawan atau pendaki, sangat disarankan menunda aktivitas hingga status gunung kembali stabil dan jalur pendakian dibuka oleh otoritas terkait.

Exit mobile version