Site icon Lingkar.co

Sisa 5,7 Persen Rumah Tangga di Kendal yang Belum Teraliri Air Bersih

Ketua TP PKK Kendal Wynne Fredericha saat berkunjung ke titik akses air minum perpipaan di Desa Pekuncen, Kecamatan Pegandon Senin (22/1/2024). Foto: Wahyudi/Lingkar.co

Lingkar.co – Pemerintah Kabupaten Kendal terus berupaya menyediakan akses air minum perpipaan untuk mendukung percepatan penurunan stunting. Bahkan, saat ini tersisa 5,7 persen rumah tangga yang belum teraliri air bersih.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal Sudaryanto menjelaskan, ada 11 desa di Kabupaten Kendal yang mendapat bantuan akses air minum untuk percepatan penurunan stunting di tahun 2023. Diantaranya, 5 desa menerima bantuan fisik akses air minum perpipaan. Kemudian 6 desa mendapat hibah sistem penyedia air minum.

Adapun Nilai anggaran program ini mencapai Rp 7,8 miliar. Anggaran itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Sasarannya untuk penyediaan akses air minum perpipaan. Sehingga masyarakat semakin sehat dan mendukung dalam percepatan penurunan stunting di Kendal,” jelasnya saat mendampingi Ketua TP PKK Kendal, Wynne Fredericha mengunjungi Desa Pekuncen, Kecamatan Pegandon Senin (22/1/2024), Senin (22/1/24).

Sudaryanto melanjutkan, jumlah rumah tangga di Kabupaten Kendal yang sudah teraliri air minum layak sebanyak 94,29 persen. Adapun sisanya, yakni 5,7 persen akan diupayakan di tahun 2024 ini.

“Masih tersisa 5,7 persen rumah tangga yang belum teraliri air minum layak. Dan kami upayakan, program ini membantu penurunan stunting di Kendal,” lanjutnya.

Sementara, Ketua TP PKK Kendal, Chacha Frederica mengatakan, ketersediaan air bersih maupun sanitasi layak menjadi poin penting untuk mencegah stunting pada anak. Karenanya, air minum layak harus diberikan kepada anak agar mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dia melihat, banyak masyarakat yang hanya fokus untuk pemenuhan makanan bergizi saja. Serta lupa dengan kebersihan sanitasi dan air minum layak.

“Padahal, hal itu essential point untuk mendukung penurunan kasus stunting,” kata Chacha, sapaan akrabnya.

Chacha berharap, masyarakat semakin sadar dengan kebersihan sanitasi. Sehingga, kasus stunting di Kendal semakin menurun dan tidak bertambah.

“Masih tersisa sedikit untuk wilayah yang akses airnya sulit di Kabupaten Kendal. Dan kami berharap, dengan dukungan sanitasi ini Kendal bisa zero stunting,” tandasnya. (*)

Penulis: Wahyudi
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat

Exit mobile version