SEMARANG, Lingkar.co – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Ferry Wawan Cahyono mendorong para pemuda masa kini untuk melek digital. Menurutnya, era informasi dan teknologi sekarang sangat cepat, sehingga menuntut para pemuda untuk dapat siap dan memanfaatkannya dengan baik.
“Kecepatan informasi dan teknologi hari ini sudah secepat air bah, masyarakat terutama generasi muda harus siap menghadapi. Terutama dalam pemanfaatan ruang-ruang teknologi digital yang dapat meningkatkan kualitas masyarakat,” ungkap Ferry kepada Lingkar.co, Selasa (27/9/2022).
Sedikit kita kenang kebelakang, lanjutnya, content creator bukan merupakan pekerjaan pada masa 10 tahun yang lalu. Belum lagi media digital, masyarakat harus membeli Koran dan Majalah untuk mendapatkan informasi, tidak seterbuka dan semudah sekarang.
“Pemuda masa kini harus melek digital, kenapa? Banyak hal dalam ruang-ruang digital untuk dapat dimanfaatkan. Sekarang kan orang kerja ngga harus selalu ngantor, sambil ngafe, nongkrong, atau traveling. Ini efek dari sangat cepatnya teknologi hadir, kita harus siap,” kata Ketua Ormas MKGR Jateng ini di Gedung DPRD Jateng.
Ferry juga berpesan kepada para pemuda untuk dapat menyaring segala bentuk informasi yang mereka dapatkan. Setidaknya, untuk dapat mencari informasi-informasi dari berbagai sumber agar tidak terjadi disinformasi.
“Selain harus melek digital, pemuda juga harus kritis dalam menerima informasi. Sekarang, berita-berita itu sangat mudah kita dapatkan dari genggaman. Harus saring sebelum sharing, jangan menerima suatu informasi mentah-mentah. Bila perlu cari dari banyak sumber, supaya lengkap,” pungkasnya.
Kreatifitas menjadi Kunci
Sementara itu, salah satu content creator asal Kota Semarang, Rody Suwarto mengatakan bahwa kreatifitas menjadi kunci dalam produksi kontennya. Menurutnya, tidak selalu harus dengan dukungan peralatan yang mahal dan bagus untuk membuat satu konten yang bagus.
“Kuncinya ada di kreatifitas dari SDM masing-masing. Banyak kawan-kawan hari ini sering mutung (putus asa, red) karena hal-hal yang sebenarnya tidak terkait dengan produksi konten. Tak selamanya peralatan yang bagus akan menelurkan konten bagus. Banyak itu yang cuman pake gawai tapi sering menang lomba,” ungkap pemuda yang bernaung di IWD Photograph itu.
Selain itu, lanjutnya, memang perlu adanya upgrading kemampuan bagi para pelaku ruang digital agar dapat konsisten. Rody pun meminta kepada pemerintah dan para pemangku kebijakan untuk dapat memberikan seminar atau pendidikan gratis kepada para pelaku ekonomi digital.
“Ilmu kui larang mas (Ilmu itu mahal mas, red). Secara potensi, temen-temen disini semua punya keinginan yang kuat. Kita kalo ngumpul ya saling upgrade ilmu dengan para anggota komunitas. Untuk itu, political will menjadi penting, pemerintah harus hadir,” pungkas Rody.(adv)