SURABAYA, Lingkar.co – Kunjungan Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa ke Jawa Timur disempatkan bertemu dengan para Habib dan Kyai di Pondok Pesantren Al Tauhid Sidoresmo Surabaya Sabtu (27/8/2022).
Dalam acara silaturrahim tersebut Ketua Umum DPP PPP yang juga menteri PPN /BAPPENAS Suharso Monoarfa menyampaikan gagasan dan kinerjanya untuk membesarkan PPP.
PPP menurut Suharso Monoarfa partai yang berasaskan Islam yang akan memperjuangkan kepentingan umat islam dan masyarakat yang ada di Indonesia.
Dari itu Kata Suharso Monoarfa, saya rencana akan keliling untuk menyampaikan hasil Konsultan Politik Burhanuddin Muhtadi, Direktur Indikator Politik Indonesia, yang dipakai oleh PPP dan juga oleh Presiden Jokowi.
Sedangkan untuk Politik Marketing pakai PolMark, Eep Saifullah Fatah, dan sampai saat ini sedang berlangsung Bedah Dapil hasil survei PPP.
Dalam kesempatan itu, Suharso juga menyampaikan bahwa Partai Politik ini ibarat Pohon Kekuasaan. Karena Kekuasaan ini harus lewat partai politik, Presiden, Legislatif dan eksekutif semua melalui partai politik.
Partai politik juga menentukan Hakim Hakim, karena itu ditentukan lewat Legislatif, dan Legislatif dari Partai Politik.
“Bayangkan kalau Pohon Kekuasaan itu ranting dan akarnya kecil. Bagaimana kita akan menjalankan risalah perjuangan umat Islam. Oleh karena itu semalam mendiskusikan dengan Habib Muhammad Lutfi Bin Yahya betapa pentingnya PPP ini harus menjadi partai besar untuk kepentingan risalah perjuangan Islam di Indonesia,” katanya.
Selain itu, Suharso juga menyampaikan bahwa PPP juga merujuk pada Piagam Madinah yang isinya sangat relefan dengan Hak Asasi Manusia terutama dalam membangun Ukhuwah Wathaniyyah.
Sehingga PPP ingin memerah putihkan Indonesia untuk kemaslahatan Negara Indonesia. Dan PPP sudah melaksanakan sekolah politik untuk membangun persepsi dan Knowlidge yang sama demi mencapai cita cita tersebut.
Sekolah Politik ini di pimpin oleh KH. Endin A.J Soefihara yang juga menjadi Tim Pendidikan Instruktur Nasional (PIN) Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU).
Lalu ada tuduhan PPP berpolitik indentitas. Suharso menegaskan Politik identitas berbeda dengan beridentitas politik.
Identitas PPP Islam, tapi Islam yang rahmatan Lil Al-Amin. Jangan ada persepsi seperti hanya memperjuangkan.Ras tertentu. Perjuangan PPP untuk Rahmat Alam semesta.
Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa juga menyampaikan permohonan maaf pada para Habib dan Kyai terkait berita “Amplop Kyai” yang rekamannya di potong.
Maksud pidato saya merespon Wakil Ketua KPK DR. Nurul Ghufron bahwa PPP juga bergerak dalam pencegahan dan pemberantasan Korupsi.
Karena pidato saya di potong maka akan salah persepsi. Padahal saya ini juga Ketua Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang KPK melapor pada saya juga, tutur Pak Suharso.
Merespon apa yang disampaikan Pak Suharso para Kyai memahami dan tidak perlu mundur dari Ketua Umum PPP bahkan yang diperlukan bagaimana pengurus PPP di semua tingkatan, para Habib, Kyai dan pejuang PPP bergerak agar PPP menjadi partai yang besar di Negara Republik Indonesia.
Ada beberapa Habib dan Kyai yang hadir diantaranya : KH. Mas Manshor (Surabaya), Habib Achmad Bin Idrus Al Habsy (Pasuruan), KH. Yazid Karimullah (Jember).
Habib Musthofa (Tuban), Habib Husen (Kediri), KH. Nasirul Mahasin (Malang), KH. Achmad Ainul Yaqin (Tuban), KH. Ulur Rasyad (Rembang), KH. Mahin (Lirboyo) KH. Lukman (Pasuruan).
KH. Achmad Laiq (Kencong Jember), KH. M. Misbahus Salam (Jember), KH. Mujahid Anshori (Surabaya), KH. Saiful (Surabaya).
KH. Abdul Azis, Habib Salim Qurais (Probolinggo), Ketua DPW PPP Ny Hj. Munjidah dan Pengurus DPC PPP Surabaya.
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Muhammad Nurseha