Site icon Lingkar.co

Waspada Puncak Musim Hujan, Begini Persiapan PMI Kota Semarang

Wakil Ketua PMI Kota Semarang, Widoyono beserta sejumlah pengurus saat melakukan pengecekan persiapan peralatan dan relawan di markas PMI Kota Semarang. Foto: dokumentasi

Wakil Ketua PMI Kota Semarang, Widoyono beserta sejumlah pengurus saat melakukan pengecekan persiapan peralatan dan relawan di markas PMI Kota Semarang. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Puncak musim hujan diperkirakan mulai pada Desember 2025 hingga Februari 2026 menjadi perhatian serius bagi para pelaku kebencanaan. Salah satunya Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang yang memastikan semua relawan siap menghadapi berbagai kemungkinan adanya banjir dan longsor di ibu kota Jawa Tengah.

Untuk memastikan hal itu, PMI Kota Semarang juga memastikan perlengkapan yang dibutuhkan dan menggelar apel kesiapsiagaan agar terhindar dari permasalahan saat menghadapi bencana.
.
Wakil Ketua PMI Kota Semarang, Widoyono mengatakan, pihaknya menerjunkan sekitar 80 personel dalam setiap penanganan bencana. Jumlah itu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan mereka juga berkolaborasi dengan pihak lain seperti BPBD, Basarnas, Damkar, Baznas dan sebagainya

“Menyongsong bulan Desember, Januari, Februari, intensitas hujan meningkat. PMI sebagai salah satu tugas pokoknya adalah kebencanaan, kita siapkan melalui apel kesiap-siagaan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Jum’at (28/11/2025).

Terkait mobilisasi relawan, ia menyebut ada penyegaran petugas seiring dengan berjalannya proses kaderisasi. Upaya itu untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan profesionalitas relawan dalam memberikan layanan kemanusiaan saat diterjunkan saat bencana.

“Relawan yang sudah sepuh-sepuh, diganti yang muda. Regenerasi relawan kita lakukan melalui rekrutmen relawan baru, dalam hal ini adalah relawan bencana,” katanya.

Sebagai informasi, PMI Kota Semarang memiliki pos pelayanan kemanusiaan selama 24 jam. Hal ini sebagaimana kebutuhan yang mana insiden di jalan atau hal lain kerap melibatkan relawan PMI.

Salah satu anggota Korps Sukarela (KSR) PMI Kota Semarang, Rahsyandi Maulana mengaku baru setahun menjadi anggota relawan PMI Kota Semarang. Saat awal menjadi relawan, ia dilatih dan dididik selama 4 bulan untuk menguatkan mental saat menghadapi bencana.

“Pembekalan materi sendiri aslinya cukup. Akan tetapi, melihat perkembangan materi yang sangat banyak, jadi saya tetap harus belajar lagi,” ujarnya.

Ia menceritakan pengalaman saat bertugas menolong dalam kondisi kritis. Situasi tersebut membutuhkan kosentrasi, tenaga hingga mental yang kuat dalam melaksanakan misi kemanusiaan.

“Untuk saya sendiri, yang paling sulit itu saat pertolongan pertama. Benar-benar belajar tentang cara menolong manusia saat kritis,” ucapnya. (*)

Exit mobile version