Lingkar.co – Suasana haru dan bahagia terpancar jelas di wajah para santri, wali santri, serta seluruh keluarga besar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kudus yang berkumpul di panggung utama di tengah lapangan Pondok Tahfidz Nurul Qur’an (PTNQ). Momentum membanggakan ini terjadi pada acara Haflatul Hidzaq Wal Wada’ (Haflah Akhirussanah) angkatan ke-5 yang digelar pada Minggu (29/6/2025).
Sebanyak 72 santri berhasil diwisuda, terdiri dari 23 santri putra dan 49 santri putri. Mereka telah menyelesaikan program tahfidz Al-Qur’an dengan gemilang. Pondok Tahfidz Nurul Qur’an, yang berada di bawah naungan MAN 1 Kudus, merupakan program unggulan sekolah dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang berprestasi, mulia dalam budi pekerti, dan berbudaya Islami.
Acara ini dihadiri langsung oleh Suhadi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, serta Kyai Adib Sa’dullah, Al Hafidz, ulama kharismatik dari Kecamatan Undaan yang dikenal luas sebagai penghafal dan pengajar Al-Qur’an. Kyai Adib pun akan memberikan mauidhoh hasanah kepada para hadirin.
Haflah dimulai pada pukul 07.30 WIB di area Pondok Tahfidz Nurul Qur’an. Rangkaian acara berlangsung khidmat, dimulai dari pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Hymne PTNQ, hingga prosesi wisuda, sambutan, dan persembahan dari para santri. Suasana semakin haru saat para santri membacakan ayat-ayat hafalan dengan lancar dan penuh penghayatan.
Dalam sambutannya, Kepala Pondok Tahfidz, Ustadz Zaky Mubarok, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada para santri serta wali santri yang telah mempercayakan MAN 1 Kudus sebagai tempat pendidikan terbaik bagi putra-putrinya. Ia juga menegaskan komitmen pondok untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran tahfidz dan pembinaan karakter Islami.
“Saya ingin mengingatkan, marilah kita meluangkan waktu, bukan mencari waktu, untuk selalu menjaga hafalan, adab terhadap Al-Qur’an, dan peran penting santri tahfidz dalam kehidupan masyarakat,” pesan Ustadz Zaky penuh makna.
Hal senada disampaikan oleh Kepala MAN 1 Kudus, Bapak Taufik. “Inilah romantika dan dinamika yang tidak ternilai: menghafal mungkin sulit, tapi menjaga jauh lebih berat. Maka teruslah menjadi penjaga Al-Qur’an, bukan hanya dalam hafalan, tetapi juga dalam akhlak dan kehidupan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Rifqi Afifuddin, menegaskan bahwa Haflah tahun ini menjadi bukti keberhasilan sinergi antara pendidikan formal dan pesantren dalam satu atap di MAN 1 Kudus.
“Kami berharap para alumni tahfidz ini kelak mampu menjadi pionir dalam menjaga nilai-nilai Qur’ani di tengah masyarakat,” ucapnya. (*)