Lingkar.co – Sebanyak 92 rumah warga di Kabupaten Kudus menerima bantuan program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) tahun 2025 tahap I. Program tersebut merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus bersama PT Djarum dan Polytron.
Program RSLH ini merupakan upaya Pengentasan Kemiskinan Ekstrem (PKE) di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Kudus. Peresmian program RSLH tersebut digelar secara seremoni di Pendopo Kabupaten Kudus, Kamis (24/4/2025).
Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Tata Kelola dan Pengendalian Risiko Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman RI Brigjen Pol Dr Azis Andriansyah, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris, General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto, General Services PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) Max Arif Pramono, jajaran pemerintah kabupaten bersama dinas terkait, serta perwakilan dari kecamatan dan desa setempat.
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris mendukung penuh upaya para perusahaan swasta yang berkomitmen ikut membantu mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui program RSLH. Diharapkan, dengan hunian yang baik akan mendorong produktivitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup warga.
“Upaya merenovasi bahkan membangun ulang rumah warga tidak mampu merupakan bentuk nyata peran pihak swasta dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kami berharap, program ini konsisten dilakukan sehingga manfaatnya semakin dirasakan dan kualitas hidup masyarakat Kudus meningkat,” ujarnya.
Para penerima bantuan berasal dari empat kecamatan di Kabupaten Kudus. Diantaranya yakni Bae 25 rumah, Gebog 14 rumah, Jati 22 rumah dan Kaliwungu 31 rumah.
Total biaya untuk program RSLH ini yaitu lebih dari Rp 5 miliar. Setiap rumah direnovasi atau dibangun ulang dengan anggaran sekitar Rp55 juta. Renovasi ini merupakan tahap 1 dari target 300 rumah yang akan direnovasi sepanjang 2025.
Salah satu penerima bantuan RSLH yang turut hadir dalam seremoni serah terima simbolis ini ialah Purwanto, warga Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae. Ia tak kuasa menahan haru karena rumahnya yang semula ‘nyaris rubuh‘ kini menjadi lebih aman dan nyaman untuk ditinggali keluarganya.
“Saya bersyukur mendapat bantuan renovasi rumah ini. Karena pekerjaan saya sebagai pemulung, selama ini saya juga kesulitan untuk memperbaiki rumah. Jadi ketika atapnya bocor saat hujan, angin kencang dan pondasinya mulai rapuh, kami tidak bisa berbuat apa- apa. Terima kasih telah merenovasi rumah dan kami tidak keluar biaya sedikit pun. Semoga semakin sukses dan selalu bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto mengatakan serah terima RSLH kepada 92 warga Kudus ini merupakan bakti PT Djarum yang selama 74 tahun terakhir telah bersinergi bersama masyarakat membangun Kota Kudus. Program kolaboratif ini dijalankan dengan dukungan dari Bappeda serta Dinas PKPLH Kabupaten Kudus.
Lewat program bedah rumah tersebut, hunian yang direnovasi dan dibangun ulang mengacu pada tiga aspek dasar yakni aman, nyaman dan sehat untuk ditinggali.
“Karena kami ingin setiap yang tinggal di rumah tersebut merasa aman salah satunya dengan pondasi dan bangunan yang kuat, nyaman dan sehat dengan pengaturan sirkulasi udara, pencahayaan dan sanitasi yang baik. Dengan adanya tiga aspek tadi, semoga kualitas hidup penghuninya juga semakin meningkat,” tuturnya.
Kemudian, Chief Executive Officer Polytron, Hariono menegaskan bahwa partisipasi dalam program renovasi rumah tak layak huni ini merupakan perwujudan dari nilai inti perusahaan, yakni tanggung jawab sosial yang peka dan peduli terhadap masyarakat serta lingkungan.
“Kami ingin memastikan bahwa keberadaan kami membawa dampak positif, khususnya bagi masyarakat di sekitar area operasional kami,” ujarnya. (*)