Lingkar.co – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramesti menegaskan bahwa Bunda PAUD bukan sekadar simbol, melainkan motor penggerak utama layanan pendidikan anak usia dini.
“Bunda PAUD adalah motor penggerak agar setiap anak memperoleh hak pendidikan sejak dini dengan mutu yang sama di seluruh wilayah,” ujar Wali Kota.
Ia menyampaikan hal itu dalam kegiatan Bimbingan Teknis Tata Kelola Program Kerja dan Penguatan Kapasitas Peran Bunda PAUD yang digelar pada Selasa-Rabu, 16-17 September 2025.
Setiap kelurahan dan kecamatan menghadirkan 10 pengurus Bunda PAUD sebagai peserta kegiatan.
Agustina hadir bersama sejumlah narasumber dari berbagai lembaga pendidikan. Selain membuka kegiatan, Agustina juga menyampaikan materi ‘Penguatan Kapasitas Peran Bunda PAUD Tingkat Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2025-2030”.
Ia juga menambahkan bahwa lingkungan keluarga, guru, hingga kerabat memiliki pengaruh besar dalam pembentukan karakter generasi mendatang.
“Karakter ini penting. Jangan sampai anak-anak diperlihatkan kemarahan, kekhawatiran, atau lisan yang tidak baik untuk tumbuh kembangnya,” tutur Agustina.
Wali Kota turut mengingatkan pentingnya gizi seimbang, tidur cukup, serta lingkungan yang aman, nyaman, dan bersih sebagai penentu kualitas tumbuh kembang anak.
“Itulah wujud kebiasaan baik. Sederhana memang, tetapi sangat penting bagi anak-anak. Janganlah membebani mereka dengan hal tidak bermanfaat,” imbuh Wali Kota Semarang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto kemudian menyampaikan materi “Kebijakan Program Kerja Bunda PAUD dalam Layanan PAUD”.
Ia menegaskan bahwa program Bunda PAUD harus terintegrasi dengan kebijakan pendidikan kota.
“Program Bunda PAUD harus menyatu dengan kebijakan pendidikan kota agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid PAUD PNF Dra Ratih Herawati, MM membawakan materi “Peran Bunda dalam PAUD Berkualitas Mewujudkan Generasi Emas 2025”.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara sekolah, orang tua, dan lingkungan belajar.
“Kualitas PAUD lahir dari lingkungan yang sehat, dukungan orang tua, serta proses transisi baik menuju sekolah dasar,” jelasnya.
Antusiasme peserta meningkat ketika narasumber dari BBPMP Jawa Tengah, Dra Aniek Sugiyanti, M.Si., menyampaikan strategi pencapaian indikator penilaian apresiasi Bunda PAUD.
“Bunda PAUD harus mampu menjadi teladan, sehingga kiprahnya bisa diukur dan diapresiasi secara nyata,” ujarnya.
Sebagai penutup, Sub Koordinator Penilaian Kurikulum PAUD dan PNF, Rifki Nugroho, S.Pd., M.Kom., memaparkan tentang peran Bunda PAUD dalam PAUDHI sekaligus pentingnya publikasi wajib belajar 13 tahun.
“Kesadaran masyarakat tentang wajib belajar harus ditanamkan sejak dini, dan Bunda PAUD berperan penting dalam menyosialisasikannya melalui layanan pra sekolah dasar,” ungkap Rifki.
Dengan rangkaian materi yang komprehensif, Bimtek ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas, tata kelola peran Bunda PAUD di Kota Semarang.
“Dukungan penuh dari Wali Kota serta Dinas Pendidikan akan menjadikan Bunda PAUD semakin strategis mencetak generasi emas 2025-2030,” imbuhnya. (*)