Ahmad Luthfi Minta Kepala Daerah di Jateng Jaga Kekompakan dalam Membangun Daerah

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi ketika membuka arahannya pada acara Musrenbang RPJMD Provinsi Jateng periode 2025-2029 di Gedung Gradhika Bhakti Praja. (dok Pemprov Jateng)
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi ketika membuka arahannya pada acara Musrenbang RPJMD Provinsi Jateng periode 2025-2029 di Gedung Gradhika Bhakti Praja. (dok Pemprov Jateng)

Lingkar.co – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi meminta bupati/ walikota serta wakilnya masing -masing agar menjaga kekompakan dalam membangun daerah. Sebab, menurut dia, kekompakan menjadi modal utama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di daerah.

Hal tersebut disampaikan Ahmad Luthfi ketika membuka arahannya pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jateng periode 2025-2029 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (5/5/2025).

“Lek kenceng ojo mendahului, lek tajam ojo melukai, let abot dipikul bareng. (Kalau cepat, jangan mendahului. Kalau tajam jangan melukai. Kalau berat, diangkat bersama,” tandas Luthfi.

Pada acara tersebut, ia menekankan bahwa birokrasi pemerintahan di Jateng adalah birokrasi yang melayani. Saat komunikasi di bawah, ia membolehkan dengan gaya bahasa lapangan, asalkan bisa menyelesaikan masalah.

Luthfi menyampaikan, sebelum Musrenbang tingkat provinsi, telah dilakukan Musrenbang wilayah di enam eks karesidenan di Jateng. Musrenbang ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.

Saat ini, Gubernur dan 35 bupati/wali kota serta wakil telah sepakat dalam penyusunan RPJMD 2025 – 2029. Pada 2025, semua wilayah harus menggenjot infrastruktur jalan, pendidikan dan pangan. Pada 2026, fokus untuk mewujudkan swasembada pangan. Sedangkan, pada tahun selanjutnya bakal digenjot sektor pariwisata.

Semua program yang dilaksanakan, dinyatakan Luthfi, tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk melaksanakannya, maka semua wilayah harus berkolaborasi. Tak boleh ada ego sektoral, karena satu wilayah bisa jadi bergantung dengan wilayah lain.

Ia mencontohkan, kebutuhan air warga Kota Solo disuplai oleh mata air dari Kabupaten Klaten. Kemudian, kebutuhan pangan di Kota Semarang didukung oleh beras dari wilayah Kendal maupun sekitarnya.

Sebagai informasi, dalam acara Murenbang ini dihadiri oleh 35 bupati/wali kota se Jawa Tengah berserta para wakilnya masing-masing. ***