SEMARANG, Lingkar.co – Akademisi Semarang dari Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro (Undip), dr. Helmia Farida, yang menaungi bidang Mikrobiologi dan Penyakit infeksi dari Erasmus University Rotterdam, menyebutkan bahwa virus membutuhkan sel hidup (manusia, binatang, tumbuhan), agar bisa memanfaatkan organ-organ yang ada pada sel makhluk hidup tersebut untuk menunjang kehidupan dia.
Ia menyebutkan, bahwa virus bersifat mudah bermutasi sehingga varian virus dapat berkembang banyak.
“Virus umumnya lebih tidak stabil dibandingkan bakteri. Sangat mudah mengalami mutasi, sehingga varian virus lebih banyak, hal itu menyebabkan lebih sulit dalam membuat vaksin yang efektif,” papar doktor Undip kepada Lingkar.co, Rabu (13/01).
Untuk kasus Covid 19, jelasnya lebih lanjut, merupakan virus istimewa yang mana bisa sangat cepat dalam bermutasi.
“Virus penyebab COVID-19, yaitu SARS CoV2, merupakan virus istimewa yang bisa sangat cepat dalam bermutasi. Ini menyebabkan vaksin, merupakan salah satu cara untuk mengurangi penyebaran Covid 19,” lanjutnya
Ia menuturkan, vaksin sendiri merupakan, zat yang sengaja di buat untuk merangsang, terbentuknya kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
“Vaksin bisa menjadi solusi utama mengeliminasi COVID-19. Bila efikasi vaksin tinggi (lebih dari 80%) dan cakupan vaksinasi juga tinggi (lebih dari 70%), sehingga dapat membentuk herd immunity. Herd immunity artinya, kekebalan yang di miliki sebagian besar anggota masyarakat (misalnya melalui vaksinasi), dapat melindungi anggota masyarakat yang tidak kebal (misalnya karena tidak boleh menerima vaksinasi),” jelasnya
Lanjutnya, ia menjelaskan bahwa pada dasarnya sistem kerja vaksin itu, untuk membuat sistem kekebalan tubuh, mampu mengenali adanya mikroorganisme penyebab penyakit dan membentuk sistem perlawanan.
“Jika sistem perlawanan yang di bentuk tersebut dapat berupa antibodi, maupun sel imunokompeten yang dapat mengatasi mikroorganisme tersebut,” tandasnya. (ris/aji)
Baca Juga:
Wagub Jateng: Animo Masyarakat untuk Vaksin Semakin Tinggi