Lingkar.co – Bupati Blora, Arief Rohman, mengimbau kepada masyarakat Blora Selatan agar kedepannya tak perlu lagi khawatir memikirkan air ketika terjadi musim kekeringan.
Bagaimana tidak, pasalnya wilayah ini akan memiliki bendungan terbesar yang di bangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia ( Kemen PUPR RI) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
Lokasinya sendiri berada di Desa Mendenrejo Kecamatan Kradenan, yang berbatasan dengan Desa Ngelo Kecamatan Margomulyo.
Rencananya, bendungan tersebut akan diberi nama “Bendungan Karangnongko”, lebih tepatnya di wilayah kawasan Bengawan Solo, perbatasan Kabupaten Blora, Jawa Tengah dengan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Bupati Arief Rohman pun menceritakan kembali bahwasanya beberapa waktu tepatnya, Jumat (28/04/2023) bersama Kepala DPUPR, Kepala Dinrumkimhub, Kepala Dinas PMD, Sekretaris Bappeda, Pengelola KHDTK Getas UGM, hingga Camat Kradenan, Blora juga telah melakukan kunjungan ke BBWS Bengawan Solo untuk membahas hal tersebut.
Kunjungannya tersebut untuk memastikan sampai mana perkembangan kesiapan pembangunan PSN ini.
Sekaligus meminta arahan terkait pembebasan lahan karena tidak memungkinkan menghilangkan desa yang akan terdampak genangan.
“Karena ini PSN yang didanai langsung oleh APBN Pusat, maka kami perlu konsultasi juga dengan kementerian. Akan dibentuk tim bersama BBWS Bengawan Solo dan UGM untuk mendampingi proses ini. Apakah nanti digeser ke wilayah hutan Perhutani atau ke wilayah KHDTK UGM. Perlu meminta petunjuk Kementerian,” ucapnya, Senin (01/05/2023).
Lebih lanjut, pihaknya pun menyampaikan bahwasanya hasilnya nanti seperti apa, akan disosialisasikan ke masyarakat.
Ia, juga meminta masyarakat di bawah tidak gusar. Karena Pemkab sedang mengupayakan yang terbaik. Masih ada waktu, karena pengisian bendungan baru akan dilaksanakan tahun 2027.
Bahkan, menurutnya pembangunan akan dimulai dari wilayah Bojonegoro terlebih dahulu karena di sisi timur Bengawan Solo tidak banyak pemukiman, mayoritas hutan dan lahan kosong, lahannya sudah siap.
Sedangkan wilayah Blora, sisi barat Bengawan Solo menunggu kepastian relokasi pemukiman warga yang akan kita upayakan konsultasi bersama ke Kementerian tersebut.
“Kita ingin Desa Ngrawoh dan Desa Nginggil tetap ada. Dua desa ini mayoritas akan tergenang. Kami inginnya bukan dipindahkan jauh tetapi direlokasi atau pemukimannya digeser ke wilayah yang tidak tergenang dekat Bendungan Karangnongko,” tandasnya.
Gus Arief sapaan akrab Bupati, juga mengatakan bahwa kedepan Bendungan Karangnongko ini akan bermanfaat untuk mencegah kekeringan wilayah Blora Selatan.
“Untuk irigasi pertanian, pemenuhan kebutuhan air bersih, dan pariwisata. Selain gerbang dari Bojonegoro, juga akan dibangun gerbang bendungan dari sisi Kabupaten Blora,”ungkapnya
Perlu diketahui, Bendungan Karangnongko yang nantinya akan membendung Sungai Bengawan Solo ini, diprediksi dapat menampung sebanyak 59,1 juta meter kibik air, dengan luasan genangan 1026,5 Ha.
Sementara itu, informasi yang dihimpun awak media dari beberapa sumber, Kepala BBWS Bengawan Solo, Maryadi Utama, menyampaikan bahwa anggaran pembangunan konstruksi Bendungan Karangnongko ini adalah Rp 1,5 Triliun.
“Anggaran itu langsung dari APBN Pusat dengan sistem tahun jamak. Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan konstruksi bendungan seluas 246,18 ha. Pengadaan lahan akan mulai dilaksanakan tahun 2023 ini.
Dan Berdasarkan hasil rakor 3 Januari 2023 kemarin untuk pengadaan lahan wilayah Kabupaten Blora akan dilaksanakan oleh BBWS Bengawan Solo. Kami siap membantu,” ungkapnya.
Sedangkan pembangunan fisik secara bertahap akan dilakukan hingga 2026, dan akan mulai digenangi pada 2027.
Penulis : Lilik Yuliantoro
Editor : Kharen Puja Risma
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps