Ia mengakui mesin politik atau infrastruktur partai berlambang banteng kekar bermoncong putih sejauh ini berjalan secara sistematis dalam pemenangan Pilkada. “Pengalaman membuktikan hal itu,” tandasnya.
Namun demikian ia juga mengingatkan pengalaman Pilpres 2024 kemarin, Prabowo-Gibran mampu memenangkan suara di Kota Semarang yang notabene disebut kandang banteng. Mesin politik PDI Perjuangan Semarang tidak berjalan secara baik karena berdayakan dengan kekuatan lain yang lebih besar.
“Situasi hari ini berbeda, sehingga menurut dugaan saya mesin politik partai khususnya PDIP akan bisa berjalan dengan baik,” paparnya.
Terkait hasil survei, Nur Syam mengingatkan survei politik, khususnya Pilkada tidak boleh mengandalkan hasil dari satu lembaga survei saja. “Mesti ada perbandingan dengan lembaga survei yang lain, sehingga ada kebenaran obyektif,” ingatnya.
Disamping itu, ia lanjut menerangkan, lembaga survei juga perlu menjelaskan metodologi yang digunakan seperti pengambilan sampel, ukuran sampel dan teknik pengumpulan data. “Juga yang penting, surveyor secara transparan menyampaikan dana survei berasal dari mana? Apakah dibiayai sendiri atau merupakan pesanan dari pihak tertentu. Itu perlu disebutkan,” tandasnya.
“Sehingga kepercayaan terhadap hasil survei bisa diyakini kebenarannya. Juga urgen adalah umpan balik dari masyarakat; ajaklah masyarakat untuk mendiskusikan hasil survei tersebut,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat