Anasom: Kader NU Tersebar di Berbagai Profesi dan Parpol, Kiai Hanief Ingatkan Peran NU Bagi Bangsa

Rais Syuriah PCNU Kota Semarang, KH. Hanief Ismail saat diwawancarai wartawan seusai menerima kunjungan pasangan calon Agustina-Iswar di PPRQ An Nasimiyyah pada Ahad (15/9/2024) pagi. Foto: Rifqi/Lingkar.co
Rais Syuriah PCNU Kota Semarang, KH. Hanief Ismail saat diwawancarai wartawan seusai menerima kunjungan pasangan calon Agustina-Iswar di PPRQ An Nasimiyyah pada Ahad (15/9/2024) pagi. Foto: Rifqi/Lingkar.co

“Kami sengaja mengundang semua pasangan calon untuk hadir dan silaturahmi dengan pengurus NU, yang kita hadirkan juga sama, semua pengurus MWCNU,” kata Kiai Hanief.

Pengasuh PPRQ An Nasimiyyah ini kembali menegaskan bahwa para pengurus PCNU dan Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dari 16 kecamatan yang hadir bisa menilai sendiri Paslon Cakada yang tepat untuk NU dan warga kota Semarang. “Yang jelas NU bukan partai, tapi warga NU banyak yang di partai,” tandasnya.

Hanif lantas menyebut beberapa partai politik yang menjadi labuhan kader NU, termasuk PDI Perjuangan. “Yang di PKB ada, di PDIP juga ada, kemarin kader NU yang kesini dari Gerindra,” lanjutnya.

Ia tegaskan ideologi nasionalisme NU sejak sebelum kemerdekaan sudah ditanamkan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Ia lantas mengingatkan sekilas perjalanan perjuangan NU sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, mempertahankan kemerdekaan dengan mencetuskan resolusi jihad yang kini diperingati sebagai Hari Santri Nasional.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Semarang, Dr. KH. Anasom MHum saat menyampaikan sambutan dalam silaturahmi dengan paslon Wali Kota Semarang di Ponpes Raudlatul Qur'an An Nasimiyyah Semarang. Foto: Rifqi/Lingkar.co
Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Semarang, Dr. KH. Anasom MHum saat menyampaikan sambutan dalam silaturahmi dengan paslon Wali Kota Semarang di Ponpes Raudlatul Qur’an An Nasimiyyah Semarang. Foto: Rifqi/Lingkar.co

Hanif lanjut menerangkan kiprah NU bersama Partai Nasional Indonesia (PNI) dalam menghalau dominasi partai komunis. “Pada zaman orde lama kenapa NU masuk dalam kabinet Nasakom? Karena kiai-kiai NU khawatir komunis akan menguasai Indonesia. NU mendampingi PNI mengimbangi komunisme,” paparnya.

Kiprah NU, lanjutnya, di masa orde baru ada di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia katakan adanya PPP untuk memfasilitasi kader NU yang mau berjuang di politik. Ketika mencetuskan kembali khittah, dan melahirkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). “Perkembangan partai ini semakin jauh dari kiai, maka kemarin ada isu PKB akan ditarik kembali oleh PBNU,” urainya.

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat