Site icon Lingkar.co

Anasom: Kader NU Tersebar di Berbagai Profesi dan Parpol, Kiai Hanief Ingatkan Peran NU Bagi Bangsa

Rais Syuriah PCNU Kota Semarang, KH. Hanief Ismail saat diwawancarai wartawan seusai menerima kunjungan pasangan calon Agustina-Iswar di PPRQ An Nasimiyyah pada Ahad (15/9/2024) pagi. Foto: Rifqi/Lingkar.co

Rais Syuriah PCNU Kota Semarang, KH. Hanief Ismail saat diwawancarai wartawan seusai menerima kunjungan pasangan calon Agustina-Iswar di PPRQ An Nasimiyyah pada Ahad (15/9/2024) pagi. Foto: Rifqi/Lingkar.co

Lingkar.co – Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Dr. KH. Anasom MHum mengungkapkan bahwa kader Nahdlatul Ulama tersebar di berbagai partai politik dan profesi, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) seperti dirinya.

Anasom mengatakan hal itu sebagaimana keputusan bahwa Muktamar tahun 1984 di Situbondo yang menyatakan kembali pada khittah gerakan NU 1926. Khittah NU mengembalikan pada garis besar perjuangan pada dasar-dasar paham keagamaan NU, sikap kemasyarakatan, serta usaha-usaha yang dilakukan oleh NU di bidang keilmuan, dakwah dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Dengan demikian, pengurus, kader maupun warga NU bisa masuk ke berbagai profesi, termasuk partai politik. Anasom pun menegaskan pihaknya hanya sebatas memberikan fasilitasi kepada pengurus untuk mengenal semua pasangan Calon Kepala Daerah (Cakada)

“Tadi juga ada Pak Hendi (Hendrar Prihadi), sayangnya kok tidak sekalian dengan Pak Andika,” ujarnya seusai menerima Paslon Agustina-Iswar di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlatul Qur’an (PPRQ) An Nasimiyyah, Jl. Puspanjolo Selatan, Semarang Barat, Kota Semarang, Ahad (15/9/2024) siang.

“Ya kalau memungkinkan bisa diagendakan untuk silaturahmi dengan semua Paslon Pilgub Jateng,” sambungnya.

Peran Politik NU

Rais Syuriah PCNU Kota Semarang, KH Hanief Ismail juga mengungkapkan hal senada. Ia tegaskan bahwa Nahdlatul Ulama bukan sebuah partai politik. Oleh karena itu, NU menerima semua pasangan calon yang maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

“Kami sengaja mengundang semua pasangan calon untuk hadir dan silaturahmi dengan pengurus NU, yang kita hadirkan juga sama, semua pengurus MWCNU,” kata Kiai Hanief.

Pengasuh PPRQ An Nasimiyyah ini kembali menegaskan bahwa para pengurus PCNU dan Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dari 16 kecamatan yang hadir bisa menilai sendiri Paslon Cakada yang tepat untuk NU dan warga kota Semarang. “Yang jelas NU bukan partai, tapi warga NU banyak yang di partai,” tandasnya.

Hanif lantas menyebut beberapa partai politik yang menjadi labuhan kader NU, termasuk PDI Perjuangan. “Yang di PKB ada, di PDIP juga ada, kemarin kader NU yang kesini dari Gerindra,” lanjutnya.

Ia tegaskan ideologi nasionalisme NU sejak sebelum kemerdekaan sudah ditanamkan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Ia lantas mengingatkan sekilas perjalanan perjuangan NU sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, mempertahankan kemerdekaan dengan mencetuskan resolusi jihad yang kini diperingati sebagai Hari Santri Nasional.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Semarang, Dr. KH. Anasom MHum saat menyampaikan sambutan dalam silaturahmi dengan paslon Wali Kota Semarang di Ponpes Raudlatul Qur’an An Nasimiyyah Semarang. Foto: Rifqi/Lingkar.co

Hanif lanjut menerangkan kiprah NU bersama Partai Nasional Indonesia (PNI) dalam menghalau dominasi partai komunis. “Pada zaman orde lama kenapa NU masuk dalam kabinet Nasakom? Karena kiai-kiai NU khawatir komunis akan menguasai Indonesia. NU mendampingi PNI mengimbangi komunisme,” paparnya.

Kiprah NU, lanjutnya, di masa orde baru ada di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia katakan adanya PPP untuk memfasilitasi kader NU yang mau berjuang di politik. Ketika mencetuskan kembali khittah, dan melahirkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). “Perkembangan partai ini semakin jauh dari kiai, maka kemarin ada isu PKB akan ditarik kembali oleh PBNU,” urainya.

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Exit mobile version