Anggota DPRD Jateng Ini Ikut Gelisah Anak Muda Jauh dari Budaya Sendiri

Sosialisasi Kebijakan Melalui Media Tradisional, "Tingkatkan Semangat Seniman" yang digelar di di Aula Mr. Green Blora. Foto: Lilik Yuliantoro/Lingkar.co

BLORA, Lingkar.co – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Hj. Tazkiyatul Muthmainnah mengaku ikut merasa gelisah terhadap banyaknya curhat dari orang tua tentang anak muda yang jauh dari budaya sendiri.

“Kenalkan terus menerus budaya-budaya Tanah Air. Pelaku keseniannya pun harus diurip-urip supaya mereka bisa eksis,” pesannya.

Wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa daerah pemilihan Kota Semarang ini mengungkapkan hal itu dalam Sosialisasi Kebijakan Melalui Media Tradisional, “Tingkatkan Semangat Seniman” yang digelar di di Aula Mr. Green Blora, Sabtu (11/2/2023) siang.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

“Pemerintah harus juga mendorong setiap kegiatan pengembangan kebudayaan, termasuk kesenian-keseniannya harus selalu diuri-uri,” lanjutnya.

Melalui sosialisasi tersebut, ia berharap kebudayaan lokal terus eksis dan berkembang, “Seni merupakan panggilan hati, jadi panggilan hati ini kita kelola dengan baik,” tuturnya.

Oleh sebab itu, politisi yang akrab disapa Iin ini menggelar kegiatan sosialisasi untuk menyerap aspirasi masyarakat melalui media tradisional. Selain itu, juga sebagai ajang merawat kebudayaan.

Png-20230831-120408-0000

“Peran media tradisional dalam sosialisasi kebijakan ini sangat penting, karena kan ketika kita mau menyampaikan produk pemerintah juga harus melihat kondisi masyarakat yang terjadi sekarang,” ujarnya.

Menurutnya, Kabupaten Blora memiliki banyak seni tradisional seperti karawitan, barongan dan sebagainya. Untuk itu ia meminta masyarakat merawat kesenian tradisional yang ada.

“Kita yakinkan pada masyarakat bahwa ini perlu kita jaga dan kita lestarikan. Walaupun kemarin saat Pandemi jarang ada pentas. Mudahan-mudahan setelah ini bisa berjalan dengan baik, bisa terangkat lagi, para seniman juga bisa lebih semangat berkarya lagi,” harapnya.

Meski demikian, ia mengingatkan, sebenarnya generasi muda memiliki filter atau penyaring tersendiri dalam hal budaya. Karenanya, dia yakin budaya itu tetap luhur sepanjang semua pihak mau menyadari akan arti pentingnya sebuah kebudayaan.

“Nguri-uri dan ngurip-uripi menjadi tugas semua warga, tak hanya generasi muda. Hanya saja tugas generasi muda dirasa cukup berat. Mengingat sekarang ini gempuran budaya asing begitu deras masuk di semua lini masa media sosial,” ingatnya. (*)

Penulis: Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *