Site icon Lingkar.co

Ansor Kendal Lempar Meme, Sindir Perebutan Kekuasaan Ansor Jawa Tengah

Foto: Meme Ansor Kendal sindir perebutan kekuasaan Ansor Jawa Tengah

Lingkar.co – Pengambilan alihan kepengurusan Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah secara paksa dalam proses caretaker (Karteker) yang secara otomatis membatalkan seluruh rangkaian proses persiapan Konferensi Wilayah (Konferwil).

Oleh karena itu, tim media dalam akun Instagram resmi Ansor membuat meme ungkapan berkabung dengan gambar nisan bertuliskan RIP dengan logo Ansor dan tulisan PW Ansor Jawa Tengah.

Aksi serupa juga dilakukan oleh PC GP Ansor Kabupaten Kendal. “Pernyataan Ansor Kendal bikin meme,” jawab ketua PC GP Ansor Kabupaten Kendal, M. Misbakhul Munir saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp pada Senin (9/9/2024).

Hanya saja, Ansor Kendal melempar meme yang lebih keras menyindir dinamika perebutan kekuasaan.

Meme pertama bergambar Superman (manusia super)yang kalah adu panco dengan pemuda kecil. Pada gambar tersebut Superman bertanya siapa sebenarnya pemuda itu yang di dijawab pemuda itu Ansor Jawa Tengah.

Ansor Kendal menggambarkan pihak luar tidak tahu kekuatan sebenarnya yang dimiliki Ansor sehingga tidak mampu mengalahkan secara sportif.

Pada meme kedua, terdapat gambar dua punakawan bertuliskan ‘Orang lain yang berebut kekuasaan, kok kita yang di carateker, itu goblok atau tolol? Pada bagian bawah, Ansor Kendal menuliskan itu sebagai suara kader pinggiran.

Melalui meme kedua, Ansor Kendal menyatakan dinamika dalam Konferensi Wilayah merupakan kontestasi politik antar calon ketua, namun yang menjadi korban justru panitia pelaksana Konferwil.

Namun, saat dikonfirmasi makna dari gambar tersebut, dirinya menyerahkan sepenuhnya penafsiran dari yang tampak pada dua meme tersebut.

“Monggo bisa ditafsiri sendiri dari yang tampak,” ujarnya.

Diwartakan sebelumnya, muncul surat terbuka dari Hasyim Asy’ari yang menjabat sebagai Kepala Kesatuan Koordinasi Wilayah (Kasatkorwil) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jateng pada 2014-2017.

Hasyim yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua PW Ansor Jateng pada 2010-2014 itu mengingatkan Adin Jauharudin untuk melakukan klarifikasi sebelum mengambil keputusan karteker.

Hasyim juga mengingatkan bahwa alasan yang dibuat oleh Adin dalam mengambil alih kepemimpinan merupakan alasan yang dibuat-buat atau tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Hasyim Asy’ari bahkan tidak segan menyebut bahwa PP GP Ansor melakukan intervensi terhadap panitia Konferwil GP Ansor Jawa Tengah.

Selain itu, Hasyim juga mengungkapkan perjuangan Ansor Jawa Tengah dalam membangun kekuatan struktur hingga merata dan solid.

Ia pun mempertanyakan motivasi sebenarnya Adin Jauharudin berani maju dan terpilih sebagai ketua umum PP GP Ansor

Dalam surat terbuka yang viral tersebut, Hasyim lantas mengingatkan sebuah kegiatan aksi massa yang dilaksanakan oleh Satkornas Banser di wilayah Jawa Tengah tanpa adanya pemberitahuan atau koordinasi terlebih dahulu.

Kala itu, Hasyim tidak segan untuk menegur keras dan mendatangi unjuk kekuatan Banser yang dinilai sebatas untuk menunjukkan kekuatan politik.

Ia juga berpesan agar surat terbuka tersebut menjadi bahan untuk muhasabah atau introspeksi diri dan organisasi.

Ia pun menyatakan pesan yang tersebar luas dari grup WhatsApp dan merambah ke media sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap sahabat dan saudara.

Foto: Meme Ansor Kendal sindir perebutan kekuasaan Ansor Jawa Tengah

Pada tulisan penutup, ia menyampaikan permohonan maaf kepada Adin. Kendati demikian, Hasyim juga menyatakan harapannya agar Adin Jauharudin tersinggung atas tulisan yang beredar.

“Mohon maaf bila tersinggung, karena memang itu yang saya harapkan,” tutupnya. (*)

Sementara, H. Sholahuddin Aly (Gus Sholah) yang dilengserkan paksa oleh PP GP Ansor dari jabatan ketua PW GP Ansor Jawa Tengah mengakui tidak ada koordinasi terkait keputusan Adin Jauharudin.

“Iya betul, kami memang sudah menerima surat caretaker dari Pimpinan Pusat tertanggal 6 September 2024 kemarin,” ungkapnya saat dikonfirmasi oleh wartawan, Senin (9/9/2024).

Ia pun menjelaskan isi surat keputusan caretaker tersebut. Dirinya membantah yang menjadi dasar pertama caretaker adalah PW GP Ansor Jawa Tengah dianggap tidak mampu menyelenggarakan Konferensi Wilayah (Konferwil).

Sedianya, kata Sholah, Konferwil GP Ansor Jateng digelar di Masjid Agung Jawa Tengah Kota Semarang pada 31 Agustus 2024 lalu. Namun atas arahan dari Pimpinan Pusat pula agar pelaksanaannya diundur.

“Faktanya, semua tahapan Konferwil sudah dijalankan dengan sangat baik. Mulai Musykerwil di Kudus, pembahasan materi konferensi yang melibatkan PAC dan PC se Jateng, Pra-Konferwil di Solo, hingga pendaftaran bakal calon juga sudah dilakukan,” ungkapnya.

Ia pun menyebut setelah adanya pengambilalihan kepengurusan tersebut, maka seluruh tahapan jelang Konferwil yang telah berjalan secara otomatis sudah tidak berlaku.

“Setelah caretaker maka seluruh tahapan termasuk surat-surat rekomendasi dari PAC dan PC se Jawa Tengah sudah tidak berlaku lagi,” ungkapnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Editor : Kharen Puja Risma

Exit mobile version