Antisipasi Unjuk Rasa, 11 Sekolah di Kendal Belajar Daring,

Ilustrasi anak sekolah dalam jaringan. Foto: SHUTTERSTOCK
Ilustrasi anak sekolah dalam jaringan. Foto: SHUTTERSTOCK

Lingkar.co ,-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kendal meliburkan aktivitas tatap muka di 11 sekolah pada Senin (1/9/2025). Keputusan itu diambil sebagai langkah antisipasi potensi terganggunya proses belajar akibat adanya rencana aksi unjuk rasa.

Kepala Disdikbud Kendal, Ferinando Rad Bonay, menegaskan, statusnya bukan libur, melainkan pembelajaran dilakukan dari rumah secara online. “Tidak libur, tapi siswa melakukan pembelajaran dari rumah secara daring,” kata Feri, kemarin.

Ia lantas menjelaskan, berdasarkan simulasi aparat keamanan, jika terjadi demo, sejumlah jalan di Kendal akan ditutup. Hal itu berpotensi mengganggu akses dan keamanan aktivitas sekolah.Sebanyak 11 sekolah yang melaksanakan pembelajaran daring yakni SMPN 1 Kendal, SMPN 2 Kendal, SDN Pegulon 1, SDN Pegulon 2, SDN Patukangan 1, SDN Patukangan 2, SMA Perwari, SMK Trisula, SMA Alhidayah, TK Aisiyah, dan TK Pertiwi.

Menurut Feri, pertimbangan utama keputusan ini adalah faktor keamanan dan keselamatan siswa. “Kalau ada kerusuhan atau penutupan jalan, tentu anak-anak kita yang jadi korban. Maka sementara kita alihkan ke daring,” ujarnya.

Kepala Sekolah SDN 2 Patukangan Kendal, Anas Ma’ruf, mengatakan, sesuai imbauan dari Disdikbud Kendal, seluruh siswa SDN 2 Patukangan untuk sementara ini diliburkan dan dialihkan dengan pembelajaran melalui daring

“Informasi yang kami terima terkait situasi yang kurang kondusif, maka ada imbauan pembelajaran daring. Instruksinya sementara untuk hari Senin ini saja, kedepannya kami belum tahu nanti lihat perkembangan,” kata Anas .

Dirinya lanjut menjelaskan, proses pembelajaran tetap dilakukan meski melalui daring. Para siswa diberikan tugas yang harus diselesaikan selama menjalani pembelajaran di rumah.

“Anak kita beri tugas melalui alat komunikasi orang tua. Jadi bisa berupa tugas, tergantung materi dan kemampuan tingkatan kelas. Kalau guru semua tetap masuk,” tambahnya. (*)

Penulis: Yoedhi W