Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Diajukan ke Memory of the World Asia-Pacific

Kepala Dinarpus Kabupaten Rembang, Achmad Sholchan. Foto: Istimewa.

Lingkar.co – Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem awal abad ke-20 (1900–1942) yang tahun lalu ditetapkan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai Memori Kolektif Bangsa, kini resmi diajukan untuk masuk nominasi Memory of the World Asia-Pacific (MOWCAP) tahun 2025.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Rembang, Achmad Sholchan, mengatakan ANRI telah memberikan arahan agar Arsip Batik Lasem bisa naik pengakuan ke tingkat Asia Pasifik.

“Alhamdulillah kami menemukan arsip-arsip yang baru, selain yang kita ajukan saat Memori Kolektif Bangsa, jadi ada tambahan,” ujarnya saat ditemui di Perpustakaan Daerah, Selasa (19/8/2025).

Arsip tersebut mencatat informasi penting mengenai jaringan perdagangan batik, mulai dari pembelian lilin atau malam dari Atapupu (Timor), hingga kain dari Surabaya dan Solo. Salah satu koleksi utama berasal dari perusahaan batik Lasem Liem Kioe An periode 1922–1940, berupa 73 dokumen teks, surat, telegram, dan foto. Dokumen-dokumen itu memuat aktivitas perdagangan batik hingga ke Sumatra dan Sulawesi.

Tak hanya dari dalam negeri, dukungan juga datang dari luar negeri. Pegiat arsip di Malaysia dan Singapura menemukan bukti adanya perdagangan ekspor Batik Lasem ke kedua negara tersebut pada kurun 1900–1940.

“Karena ini skalanya Asia Pacific tentu signifikansinya juga harus tingkatannya Asia Pacific. Dan kebetulan kami menemukan rekan-rekan pegiat arsip Batik ini di Malaysia dan Singapura, kebetulan ada arsip yang ditemukan di kedua negara itu,” jelas Sholchan.

Proses pemenuhan dan verifikasi data dukung dijadwalkan selesai akhir Agustus 2025. Selain itu, ada kewajiban lain yang harus dipenuhi, yaitu sosialisasi Arsip Batik Lasem kepada masyarakat.

“Sosialisasi itu bertujuan agar keberadaan Arsip Batik Lasem semakin banyak diketahui oleh masyarakat. Sosialisasi sudah berjalan melalui pameran arsip batik itu sendiri di Museum Nyah Lasem, ke sekolah-sekolah, serta di media sosial dan media massa,” imbuhnya.

Pada 28 Agustus 2025 mendatang, Arsip Batik Lasem dijadwalkan dipaparkan di hadapan Dewan Pakar di Jakarta. Namun, detail acara tersebut masih menunggu kepastian lebih lanjut.

Jika nantinya berhasil diakui sebagai Memory of the World Asia-Pacific, Arsip Batik Lasem diharapkan mampu memberi dampak positif bagi pelaku usaha batik, khususnya dalam memperkuat pengakuan internasional terhadap Batik Tulis Lasem. (*)