Lingkar.co – Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, berbicara tentang tanaman kelor yang mampu mengatasi stunting atau gagal tumbuh pada anak.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara syukuran pencapaian 12 tahun Moringa Organik Indonesia (MOI), di Puri Kelorina Ngawenombo, Kecamatan Kunduran, Blora, Jawa Tengah.
MOI merupakan gerakan Swadaya tentang penanaman dan pemanfaatan kelor sebagai solusi malnutrisi di Indonesia.
Dalam acara yang berlangsung pada Selasa (14/2/2023), Legislator Dapil Jawa Tengah III itu, menggandeng tamu dari Belanda, Theodora.
Menurut Edy, kehadiran Theodora, bertujuan agar dapat turut aktif membantu mengatasi persoalan Stunting di Blora, Jawa Tengah.
Nutrisi dari daun kelor dapat mengatasi stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi.
Selain mengandung nutrisi tinggi, daun kelor juga murah dan cenderung mudah didapat, karena merupakan tanaman asli dari Indonesia.
Terkait pencapaian 12 tahun MOI, Edy, mengatakan ada 48 produk yang mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serifikasi nasional dan internasional.
“Artinya walaupun di Pelosok desa, namun kualitas produknya mendunia,” ucap Edy.
Senada dengan Edy Wuryanto, Theodora, juga memberikan tanggapan terkait tanaman kelor dari Blora, yang mendunia.
Pengusaha asal Negeri Kincir Angin tersebut, mengaku bangga dapat diundang langsung datang ke Blora, untuk mengatsai stunting.
“Sebuah kehormatan dapat diundang ke sini (Blora), karena walaupun sekarang saya warga Belanda namun saya tetap cinta Indonesia,” ucap Theodora.
“Kebetulan saya lulusan Unpad yang paham gizi, diminta untuk stunting disini jadi cocok,” sambungnya.

Kelor Sebagai ‘Pohon Ajaib’
Sementara itu, Pengusaha Tanaman Kelor, Dudi Krisnadi, mengatakan tanaman kelor atau Moringa oleifera, merupakan ‘pohon ajaib’.
Dia mengatakan, daun kelor yang tumbuh pada daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk Indonesia, punya sumber nutrisi makro dan mikro.
“Sesuai dengan geografi dimana manfaat nutrisinya paling dibutuhkan,” ucap Duid, yang juga Pendiri MOI.
Oleh karena itu, kata dia, melalui pemanfaatan dan penanaman tanaman kelor, menjadi wujud cinta terhadap Bangsa, dalam upaya turut serta meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan bangsa.
“Moringa (MOI) adalah wujud cinta kami kepada Bangsa Indonesia, kelor adalah bukti kasih kami kepada negeri,” ucap Dudi.
“Kami pun membuka diri dalam pengembangan dan penelitian tingkat lanjut melalui kerja sama dengan lebih dari 300 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta nasional,” jelas Dudi.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat penanaman dan pemanfaatan kelor di Indonesia.
“Dari para petani dan pengolah, sahabat dan kerabat, pemangku pemerintahan di semua jajaran, dan tentu saja para pengguna produk kami yang selalu memberikan masukan dan kritikan untuk kami agar menjadi lebih baik lagi,” jelasnya.
Sekadar informasi, hadir dalam acara tersebut sejumlah tamu undangan masyarakat dan lansia yang berasal dari sekitar wilayah Desa Ngawenombo, Kecamatan Kunduran, Blora, Jateng.*
Penulis : Lilik Yuliantoro