Lingkar.co – Banser Tanggap Bencana (Bagana) tetap berperan aktif dalam kegiatan evakuasi korban bencana tanah longsor. Sebanyak 16 jenazah korban ditemukan dari reruntuhan longsor desa Cibeunying Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap setelah ditemukan 3 korban pada Senin (17/11/2025).
Relawan Bagana dan pengurus Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Cilacap, Samsul Bahri, melaporkan, saat ini tiga korban kembali ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di lokasi kejadian.
“Sekarang dari lokasi kejadian longsor di Desa Cibeunying. Hari ini ketemu ataupun ditemukan korban meninggal tiga lagi. Dan hari ini di hari kelima sudah ketemu sekitar 16 korban meninggal,” ujar Samsul, Senin (17/11/2026).
Dia mengatakan, Banser bersama relawan gabungan masih menyisir tujuh worksheet (area pencarian) yang diduga masih ada korban jiwa.
“Kami dari tim Bagana, dari tim relawan semuanya, baik BASARNAS, BNPB, BBWPD dan juga TNI/Polri selalu aktif untuk mencari korban‐korban yang masih ada yang masih tersisa. Mudah‐mudahan cuaca juga mendukung,” harapnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, masih terdapat sisa tujuh orang yang belum ditemukan dan dalam pencarian oleh tim gabungan. Ia mengakui lokasi dan curah hujan yang turun menjadi faktor utama dalam rintangan pencarian korban.
Di lain sisi, informasi spesifik tentang longsor di Cibeunying sangat terbatas sehingga beberapa sumber daring terdapat laporan yang menyebut tim gabungan masih melakukan pencarian 21 korban longsor di Cibeunying Majenang
Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Cilacap, Ahmad Fajrin Nida, menyampaikan duka yang mendalam atas terjadinya tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang.
Pernyataan tersebut disampaikan atas nama organisasi dan seluruh jajaran relawan, Banser, dan gerakan kemanusiaan yang bergerak dalam penanganan bencana.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Ahmad Fajrin Nida atas nama pimpinan cabang GP Ansor Kabupaten Cilacap menyampaikan rasa duka yang mendalam atas terjadinya musibah tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang,” ucapnya.
“Semoga para korban yang meninggal dunia diberikan khusus khotimah dan korban-korban yang selamat segera dipulihkan kembali kesehatannya dan dipulihkan kembali tempat tinggalnya,” tuturnya.
Nida juga mengapresiasi gerak cepat tim relawan, khususnya Bagana dan berbagai pihak yang hadir di lokasi.
“Mari kita bahu membahu saling membantu satu sama lain untuk menghadapi krisis yang sedang terjadi di Majenang. Semoga sahabat‐sahabat para relawan semuanya diberikan kesehatan dan kekuatan,” tuturnya.
Sebagai informasi, Peristiwa longsor terjadi pada Kamis malam, 13 November 2025, sekitar pukul 19.30–20.00 WIB di dua dusun utama, yaitu, Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Majenang.
Area terdampak dua dusun di lereng arau perbukitan dengan gerakan tanah (longsor dan retakan) mencapai sekitar 6,5 hektare. Peristiwa itu, mengakibatkan 16 rumah warga mengalami rusak berat, diantaranya 8 rumah di Tarukahan dan 8 rumah di Cibuyut. Sementara ada 16 unit rumah lainnya terancam rusak akibat gerakan tanah.
Warga yang terdampak langsung dari musibah ini tercatat sekitar 46 jiwa dari 17 kepala keluarga (KK). Korban jiwa (meninggal): Hingga Senin 17 November 2025 pukul 11.00 WIB, tercatat 16 orang meninggal dunia, dan 7 orang yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian.
Pengungsi tercatat sekitar 106 orang yang tersebar di dua lokasi pengungsian yaitu Balai Desa Cibeunying (56 orang) dan MTS SS Cibeunying (50 orang).
Saat ini, dua unit alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Cilacap bersama Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah digunakan untuk membantu mencari korban dari reruntuhan. Pemerintah Kabupaten Cilacap telah menetapkan status tanggap darurat untuk bencana ini. (*)








