PATI, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Mukrim (41), warga Desa Jamban Kidul, Margorejo Pati berinovasi ciptakan produk olehan dari jamur meskipun kehilangan salah satu anggota tubuhnya.
“Karena keadaan, saya pernah mengalami suatu kecelakaan tahun 2009 yang membuat saya kehilangan satu anggota tubuh saya yaitu tangan di aputasi, dari situ saya berusaha banting setir, saya tertarik di jamur itupun saya kerjakan satu tangan dengan bantuan keluarga,” ujar pemilik Jamur Jamkid tersebut.
Lelaki tuna daksa itu memulai usaha jamurnya sejak 2011 silam. Ia mengaku awalnya melihat di televisi tentang dunia usaha.
Setelahnya ia kemudian membulatkan tekadnya untuk memulai usaha jamur tersebut meskipun dengan keterbatasan yang ia miliki.
“Karena saya yakin prospek jamur kedepannya sangat bagus, Alhamdulillah sampe sekarang jalan,” jelasnya, Jumat (27/8/21)
Baca juga:
Purna Paskibra, Wajib Gabung PPI
Jamur yang ia produksi berjenis jamur tiram yang kemudian ia olah menjadi Krispy jamur dan Kaldu jamur, namun ia juga mengolahnya menjadi kuliner makanan.
“Kalau untuk kuliner dan produk turunannya itu menyusul, saya mulai 2014-2015 baru merambah kulinernya, dari panen jamur tiramnya saya buat kripik, krispy jamur, dan kaldu jamur, sedangkan untuk kulinernya yaitu nasi bakar jamur, sate jamur, martabak jamur, tahu jamur, pepes dan lainnya macem-macem banyak variasinya,” jelasnya.
Aman untuk Konsumsi Sehari – Hari
Ia mengklaim produk jamur olahannya sebagai jamur organik yang aman untuk di konsumsi semua kalangan.
Produk jamur miliknya tersebut juga merupakan produk yang pertama kali di produksi di desanya.
“Jamur itu makanan konsumsi yang sehat organik dan aman, karena orang sekarang sudah mulai sadar pentingnya kesehatan,” terangnya.
“Meskipun awalnya tetangga takut makan dianggap beracun, ya saya sering sosialisasi akhirnya sekarang diterima bahkan banyak yang mencari,” lanjutnya.
Produk jamur yang ia olah manual dengan tenaga manusia ini sudah merambah luar negeri. untuk harganya perkilo di bandrol Rp75ribu.
Sedangkan produk kaldu jamur miliknya juga bervariatif, tergantung kemasannya yang dari botol maupun sachet.
“Saya buka warung kecil-kecilan di rumah, penjualan kuliner masih di sekitaran lokal, tapi dengan adanya digitalisasi saya juga main online,”
Terkait pengiriman sendiri, krispi jamur miliknya sudah kirim ke Sumatera, Bali, NTB, Kalimantan, dan Jakarta.
“Tergantung pemesanan onlinenya, saya juga pernah juga kirim ke Hongkong dan Taiwan,” jelasnya.
Ia mengaku perkembangan jamurnya cukup baik, banyak yang datang untuk belajar produksi dan mengolah jamur
“Perkembangan lumayan bagus, sekarang karna kita selalu berinovasi, tekun serta semangat pantang menyerah, dari awal krispi jamur banyak yang belajar ya jadinya kompetitor saya banyak, dari situ lahir satu persatu produk turunan dari jamur,”
Peroleh Piagam dari Bupati
Berkat ketekunan dan keuletannya dalam mengolah jamur, produk terbarunya yakni kaldu jamur sempat mendapat piagam dari bupati dalam event Pati inovasi.
Baca juga:
Bea Cukai Grebek Pabrik Rokok Ilegal
“Sampai sekarang produk kaldu jamur itu masih sangat jarang yang bisa membuat, dan ini organik alami non msg,” tegasnya.
Ida Istiani, selaku Kepala bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten pati merespon baik hal ini.
“Itu bagus, kami harap masyarakat umum bisa mencontohnya, dan kami harap hal semacam ini bisa mengangkat pati publik, karena ketekunan dan keuletannya berkreasi”tutupnya.
Penulis: Cr5 Editor: Galuh Sekar Kinanthi
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps