Lingkar.co – Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy (Gus Rommy) membantah beredarnya rumor Andi Syamsuddin Arsyad (Haji Isam) bakal mengakuisisi PPP melalui keponakannya, Andi Amran Sulaiman yang saat ini menjadi Menteri Pertanian.
Memperhatikan hasil perolehan suara DPRD kab/kota masih 8,3 juta atau setara 35 kursi nasional, jauh di atas suara DPR RI yang hanya 5,8 jt. Ia juga memperhatikan PPP dengan sejarah panjangnya ini, secara elektoral masih sangat potensial untuk kembali ke Senayan pada Pemilu 2029. Namun demikian, untuk kepentingan itu butuh seorang tokoh sekaligus seorang tauke atau bos.
“Mengingat untuk kembali ke Senayan memerlukan logistik yang tak sedikit, konsep saya untuk kembalinya PPP ke Senayan pada Pemilu 2029 memang mencari “Tokoh yang sekaligus Tauke“,” katanya melalui pesan tertulis di WhatsApp, Senin (26/5/2025).
Menurutnya, yang terjadi di PPP sama sekali bukan upaya Haji Isam untuk mengakuisi melalui kerabatnya. Sebagai pengusaha sukses, Haji Isam tidak butuh mengakuisisi partai manapun. Karena sebagai pengusaha dengan komunikasi yang luas, beliau berteman dengan seluruh partai. Bisa dilihat, berapa banyak anggota kabinet Merah Putih lintas partai yang adalah ‘orang Haji Isam’,” kata dia.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi di PPP adalah sebuah wadah yang membutuhkan penutup atau dalam istilah bahasa Jawa disebut ‘tumbu golek tutup’. Kami seluruh kader PPP memang sedang talent scouting, mencari pemimpin extra ordinary ke depan yang bersedia mewakafkan resource yang dimilikinya untuk membantu PPP kembali ke Senayan.
Ia menilai Andi Amran Sulaiman merupakan sosok pengusaha yang kompeten dan sukses, namun membutuhkan kekuatan publikasi. Oleh karena itu, ia memaklumi nama Haji Islam ikut terseret dalam arena Muktamar PPP karena memiliki hubungan kerabat dengan Amran.
“Pak Amran adalah seorang pengusaha yang sukses. Hanya kurang publikasi saja atas kesuksesan usahanya. Bahwa beliau adalah kerabat Haji Isam, tentunya ini kebetulan yang baik jika memang akhirnya pak Amran ditakdirkan memimpin PPP,” ungkapnya.
Di lain sisi, ia juga mengaku telah berteman baik dengan Amran, namun demikian dirinya butuh waktu yang cukup lama untuk meyakinkan agar Amran Sulaiman bersedia diusung maju dalam Muktamar PPP.
“Saya sudah berteman baik selama hampir 2 dekade. Itu pun saya butuh berkali-kali meyakinkan beliau untuk bersedia maju, sampai saya harus ke Makasar meyakinkan beliau. Sampai saat ini pun, pak Amran masih wait and see. Murni disebabkan kesibukan beliau yang memiliki beban berat sebagai tulang punggung program kedaulatan pangan pemerintah,” ujarnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi