BBWS Pemali Juana Bantu 500 Bronjong ke Dinas PUPR Blora, Prioritas 6 Titik Rawan Longsor

BBWS Pemali Juana saat mengirim bantuan bronjong sebanyak 500 buah kepada dinas PUPR Blora. Foto: Lilik Yuliantoro

Lingkar.co – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana memberikan 500 bronjong kawat kepada Dinas PUPR Blora. Bantuan tersebut diprioritaskan untuk 6 titik rawan tanah longsor yang ada di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Menurut Kepala Bidang Sumberdaya Alam, Surat, 500 bronjong kawat tersebut memang diprioritaskan pada sejumlah titik rawan longsor yang ada di Blora. Namun demikian pihaknya juga menerima usulan titik rawan longsor dari warga.

“Selain untuk 6 titik prioritas, nantinya juga bisa diberikan kepada beberapa desa yang memang ingin mendapatkan dan mengusulkan ke kami,” ujarnya saat ditemui awak media Lingkar, Rabu (30/8/2023).

“Selama nanti bisa berkolaborasi bersama-sama untuk menangani beberapa tanah longsor yang ada di sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai) Lusi yang ada di wilayah Kabupaten Blora,” sambungnya.

Menjawab terkait data tahun 2023 di Kabupaten Blora untuk jumlah sungai yang longsor dan banyaknya kebutuhan bronjong kawat, ia sebut bantuan sebanyak 500 itu dibawah targetnya.

“Untuk data banyak, bahkan untuk kebutuhan bronjong kawatnya. Kita kemarin memang mengajukan 750 bronjong kawat di 6 titik pengajuan permohonan penanganan longsoran ke pak Kepala BBWS Pemali Juana,” ungkapnya.

Kendati demikian, ia mengungkapkan tim teknis BBWS Pemali Juana beberapa hari yang lalu sudah datang ke Blora untuk melakukan asesmen di 6 titik tersebut.

“Akhirnya kami dibantu, walaupun tidak sepenuhnya, tapi kami diberikan sebanyak 500 bronjong kawat. Nanti kami optimalkan bantuan ini,” ujarnya.

“Pada prinsipnya, nanti dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR, BBWS Pemali Juana punya konsen betul dalam rangka sesarengan untuk berkolaborasi bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Blora guna ikut menangani tanah longsor,” jelasnya.

“Jadi saling berkolaborasi, sehingga nanti bahan banjiran ini yang dari BBWS Pemali Juana, dibantukan kepada Pemerintah Kabupaten Blora. Dan nantinya Pemerintah Kabupaten Blora juga bisa support melalui penyediaan bahan materialnya serta juga tenaganya. Nantinya untuk pelaksanaannya secara gotong royong,” urainya.

Terkait 6 titik yang diprioritaskan, Surat menyebut hal itu sesuai dengan permohonan bidang SDA dan sudah diupayakan untuk itu. Namun demikian nantinya pihaknya juga melihat situasi dan kondisi, yakni sesuai dengan kesediaan bahan-bahan yang ada.

“Memang mana yang paling urgent. Ketika memang nanti kita nilai lagi dari ke 6 titik tersebut dan dilihat ada lokasi lain yang memang lebih urgent atau sangat membutuhkan, maka itu yang kami utamakan,” paparnya.

“Jadi nanti intinya kami menangani itu kita pilih-pilih yang urgent dan mendesak. Karena dampaknya itu memang langsung ke masyarakat,” lanjutnya.

Ia pun mengaku sejumlah langkah antisipatif yang bakal dijalankan sudah sesuai dengan data kebencanaan. Ia pun menegaskan, kegiatan kebencanaan di wilayahnya diantisipasi dengan kerja sama lintas sektor.

“Pada dasarnya kita berdasarkan pengalaman. Dan data-data kebencanaan memang sudah jadi. Pada prinsipnya itu memang sudah antri untuk butuh penanganan dan memang keterbatasan alokasi anggaran kami. Maka kami tetap optimalkan serta kami tetap berusaha bersinergi dengan pemerintah pusat juga. Harapannya nanti bisa tertangani secara optimal,” tandasnya.

Senada, Sekertaris Dinas PUPR Kabupaten Blora, Al Hudda, menegaskan, 500 unit bronjong kawat tersebut sudah ada rencana penempatan, terutama untuk DAS Lusi.

“Kita juga perlu persiapan. Kemarau tahun ini kan agak ekstrim dan panjang. Biasanya kalau habis kemarau panjang, terus nanti tiba musim hujan, maka longsor itu hampir sering terjadi dan bahkan waktu hujan di periode pertama. Ini pasti banyak mengakibatkan longsor dan banjir. Itu nanti kita juga siap-siap untuk hal tersebut,” jelasnya.

Dirinya juga memprediksikan penanganan saat terjadi bencana tetap sama seperti tahun sebelumnya, “Kalau bencana, nanti tetap kolaborasi dari pemerintah pusat pasti dilakukan. Karena memang dari bencana tersebut yang terdampak adalah semuanya. Tidak terkecuali. Pengalaman tahun kemarin juga seperti itu,” jelasnya.

Sementara, Kristanto salah satu petugas bahan banjiran BBWS Pemali Juwana mengatakan, bantuan 500 bronjong kawat sesuai dengan permintaan dari Dinas PUPR Kabupaten Blora.

“Sebelumnya permintaan PUPR Blora sebanyak 750, tapi kita dari tim teknis mengecek ke lapangan dulu, apakah sesuai dengan kondisi di lapangan apa tidak. Dan ternyata setelah kita cek tidak sepenuhnya kita turuti semua. Karena kita ada pertimbangan yang harus diutamakan terlebih dulu atau skala prioritas,” terangnya.

Dia berharap, Blora harus selalu siap menghadapi bencana. Demikian pula Dinas PUPR harus siap untuk antisipasi bencana.

“Meskipun tidak diminta masyarakat, PUPR harus tetap sigap di lapangan menghadapi bencana,” pungkasnya. (*)

Penulis: Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat