BEIJING, CHINA, Lingkar.co – Pakar epidemiologi terkemuka di China Prof Zhong Nanshan menyatakan bahwa masa inkubasi Covid-19 varian Delta tidak sepanjang varian-varian lainnya.
Sehingga dalam proses penyembuhannya tidak memerlukan masa karantina dalam jangka waktu yang lama.
Namun, seseorang dengan gejala varian baru Delta tersebut di masa karantina harus lebih sering melakukan tes untuk mengetahui masih atau tidaknya virus yang bersarang di dalam tubuh.
Baca juga:
Vaksinasi Anak, KPAI Apresiasi Gerak Cepat Pemerintah
Hal ini pihaknya ungkapkan dalam opininya yang telah termuat pada sejumlah media di China, Senin (28/6/21) lalu.
Zhong juga mengatakan bahwa ada perbedaan definisi “kontak dekat” antara Covid-19 varian sebelumnya dengan varian Delta.
Jika varian sebelumnya, “kontak dekat” merujuk pada orang yang tinggal bersama dalam kantor yang sama, keluarga, ruang pertemuan atau makan bersama dalam jarak 1 meter.
Baca juga:
BPOM & Balitbangkes Gandeng Delapan Rumah Sakit, Lakukan Uji Klinis Invermectin
Zhong mengungkapkan dalam definisi baru (varian Delta) “kontak erat” adalah merujuk pada orang yang tinggal di satu ruang/perusahaan/gedung.
“Selain itu juga bersama orang yang terinfeksi empat hari sebelum mengalami gejala penyakit,” ujar profesor yang dulu pertama kali berpendapat masa inkubasi Covid-19 selama 14 hari tersebut.
Pihaknya juga menjelaskan mengenai masa karantina bagi para pengguna penerbangan internasional yang memasuki wilayah daratan China tidak akan menjalani karantina dalam waktu yang lama.
Baca juga:
Wisata Candi Cetho Di Karanganyar Ini Mirip Di Pulau Bali
Sementara itu, Direktur Pusat Penelitian Klinik Medis Penyakit Pernapasan Menular Nasional China tersebut menyarankan kepada para penyitas Covid-19 dengan varian Delta untuk meningkatkan frekuensi tes yang mereka jalani.
Zhong mengemukakan opininya tersebut usai melakukan penelitian yang di lakukan di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China.
Atas penemuan beberapa kasus varian Delta yang berasal dari kedatangan 90 persen pengguna penerbangan Internasional menuju China.
Sumber: ANTARA
Editor: Galuh Sekar Kinanthi