Lingkar.co – Focus Group Discussion (FGD) Forum Media Online Kota Semarang (Fomos) membahas panasnya pertarungan Pemilihan Calon Anggota DPR RI di Dapil Jawa Tengah (Jateng) 1 dinilai sangat menarik untuk disaksikan.
Pasalnya, Dapil Jawa Tengah 1 hingga saat ini dikenal sebagai Dapil neraka. Jarang sekali ada anggota legislatif yang mampu mempertahankan kemenangan berturut-turut.
Hanya sedikit nama yang memang eksis di masyarakat seperti Yoyok Sukawi dari Partai Demokrat yang mampu bertahan sebagai petahana karena dirinya juga CEO PSIS Semarang. Kemudian ada Sugiono, seorang pembesar Partai Gerindra dan sosok penting di balik meja Prabowo.
Namun begitu, di Pemilu 2024 ini, muncul nama-nama baru yang akan berhadapan dengan Yoyok dan Sugiono, sebut saja Rahajeng Tjahjo Kumolo putri dari mendiang Tjahjo Kumolo yang merupakan sosok sentral di sepanjang sepak terjang PDIP sejak Reformasi.
Selain Rahajeng muncul juga Agung BM (Budi Margono) dari PKS yang populer dengan slogan ‘Es Teh’. Agung merupakan tokoh besar PKS Jateng yang kiprahnya sangat mengakar di Semarang.
Ada pula nama baru rasa lama yaitu Sukawi Sutarip dari Partai Demokrat, dia adalah mantan Walikota Semarang periode 2005-2010.
Kemudian ada ‘naturalisasi’ dari PSI, yaitu Andy Budiman yang membawa nama besar Presiden RI, Joko Widodo. Sosok yang terkenal dengan slogan ‘Durian Gemoy’ ini dipercaya bakal menggoyang Jateng 1 dan mengantarkan PSI mencapai Parliamemtary Treshold.
Kemudian ada Mochamad Herviano atau akrab disapa Vino. Walaupun ‘naturalisasi’ di Jateng 1, namanya sangat mengakar di publik Semarang dan Kendal.
Nama-nama lain yang sangat kuat di komunitas-komunitas tertentu juga sangat diperhitungkan, antara lain Alamuddin Dimyati Rois, dan Fauqi Hepidekso (PKB) yang tidak jauh dari segmentasi Santri. Tuti Nusandari Roosdiono (PDI) di kalangan ibu-ibu muda. A Mujib Rohmad (Golkar) yang dekat dengan kelompok pengusaha, Fadholi (Nasdem) di komunitas kreatif, dan Wisnu Wijaya Adi Putra (PKS) di kalangan agamawan muda, serta Jacobus Dwihandoko (Partai Golkar) yang gencar dengan gerakan Yellow Clinic.
Selain nama-nama di atas, persaigan semakin ketat dengan munculnya mantan Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti dan Irma Susanti seorang inovator perempuan yang energik serta mewakili gadis Gen Z.
Pengamat Politik Undip Dzunuwanus Ghulam Manar, SIP, MSI mengakui persaingan di dapil ini memang cukup panas. Dimungkinkan bisa muncul nama-nama baru yang akan melenggang ke Senayan menggantikan para petahana. Meski secara komposisi kursi partai dan jumlahnya, tak akan jauh beda dengan hasil Pemilu 2019 lalu.
“Partai nasionalis di dapil 1 Jawa Tengah masih leading. Punya loyalis yang cukup loyal, tapi petahana tentu punya keunggulan,” ujar Ghulam dalam diskusi yang digelar di salah satu hotel di Kota Semarang, Jumat (2/2/2024).
Sementara itu, Pengamat Politik UIN Walisongo, M Kholidul Adib mengungkapkan, calon DPR RI dapil Jateng 1 masih didominasi partai yang sekarang ini memiliki kursi di parlemen.
Seperti diketahui, pada Pemilu 2019 hasil Pileg di Dapil 1 menempatkan PDIP dengan dua kursi, Gerindra satu kursi, Golkar satu kursi, PKB satu kursi, Demokrat satu kursi, Nasdem satu kursi, dan PKS satu kursi.
Ia juga menyebut, PDIP masih berpeluang bisa mendapatkan dua kursi. Sebab terdapat pendatang baru yang memiliki kekuatan yaitu Rahajeng Widyaswari yang merupakan putri Tjahjo Kumolo dan Samuel Wattimena.
Sementara Partai Gerindra diprediksi juga masih mendapatkan satu kursi dari dapil Jateng 1.
“Sugiono mungkin tetap menang, karena memiliki bassis massa yang jelas,” ucapnya.
PSI Kuda Hitam
Di kesempatan yang sama, Darmawan Iskandar, Humas Aksara Consulting menegaskan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bisa menjadi partai kuda hitam di Dapil 1 Jateng jika partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu lolos parliamentary threshold (PT).
‘’Posisi PSI yang dipimpin anak Presiden Jokowi bisa jadi kuda hitam, underdog, yang mengancam caleg partai lain. Kalau mereka lolos PT, maka diprediksi akan merebut satu kursi di dapil ini. Siapa yang kalah, ini tentu sangat ketat susah diprediksi,’’ ungkap Darmawan Iskandar.
Darmawan memprediksi, PDIP kemungkinan akan meraih dua kursi, Golkar tetap dapat satu kursi, PKS juga dapat satu kursi, PKB 1 kursi, Gerindra 1 kursi, Golkar 1 kursi. Sedangkan PSI, Nasdem, Demokrat akan berebut dua jatah kursi terakhir.
‘’Untuk Caleg Gerindra, Sugiono saya yakin bisa mempertahankan kursinya melaju di Senayan, meski ada pesaing kuat di partainya seperti Jamal Mirdad dan Irma Susanti. Walaupun dia jarang turun ke dapil karena pengurus DPP, tapi struktur partai khususnya di DPC sudah dipegang untuk mengawal suaranya. Apalagi posisinya sebagai elit, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra,’’ demikian analisis Darmawan.
Anggota Bawaslu M Rofiudin mengatakan, Dapil Jateng 1 memiliki 2,9 juta pemilih yang masuk DPT. Rinciannya, Kota Semarang 1,2 juta pemilih, Kabupaten Semarang 800 ribu, Kendal 796 ribu dan Salatiga 146 ribu.
‘’Yang menarik, jumlah pemilih yang masuk DPT tambahan (DPTb) di Jateng 1 cukup banyak, bahkan sampai antre. Saya tidak tahu kenapa? Mungkin ini terkait strategi partai politik untuk meloloskan calegnya di dapil tertentu,’’ kata Rofiudin, tanpa menyebutkan jumlah DPTb.
Daftar Pemilih Tambahan atau DPTb adalah Daftar Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT di suatu TPS yang karena keadaan tertentu pemilih tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat yang bersangkutan terdaftar dan memberikan suara di TPS lain. (*)
Penulis: Ani Friska
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps